[REVIEW] GO KEO NO NOAKI 4: GETARAN YANG SAMA





Judul Buku : Go Keo No Noaki 4: Rahasia Sahabat
Penulis : Ary Nilandari
Penerbit : Kiddo
Cetakan : I,  September 2015
Jumlah Halaman : ix + 189 halaman
ISBN : 978-979-91-0938-5


Sahabat terdiri atas segala macam: darah, daging, tulang, perasaan, kebaikan, keburukan, dan misteri. Bagaimana mungkin kamu pilih-pilih, sementara kamu sendiri ingin diterima utuh apa adanya? (Ary Nilandari, GKNN 4, halaman 175)

Kisah persahabatan yang dilukiskan ciamik oleh penulisnya, yang bisa membuat saya sampai terhanyut tentu saja Laskar Pelangi. Di ulasan saya (dulu), saya menulis bahwa membaca Laskar Pelangi, membuat saya seolah-olah sedang duduk di akar pohon asam (kalo nggak salah ingat) dan memperhatikan sepuluh bersahabat itu menjalani hari-hari mereka. Sempat cemburu pada tokoh Flo, yang tiba-tiba muncul dan bergabung dengan mereka. Saya ingin sekali menjadi anak ke-11 dalam kelompok itu.


Sekarang, bersama serial Go Keo No Noaki (GKNN) saya merasakan getaran yang sama. Sisi khayal kanak-kanak saya mencetuskan keinginan menjadi anak ke-9 dan bergabung bersama Formasi 8: Noaki dan sahabat-sahabatnya. Kenapa? temukan jawabannya di ulasan saya berikut *nyengir*

SINOPSIS:

Formasi 8 sudah kembali lengkap. Walau belum bisa sekolah, Noaki sudah kembali ke rumah. Jadilah, ketujuh sahabatnya tiap pulang sekolah menyempatkan ke rumah Noaki untuk belajar bersama. Setelah FGM (Festival Generasi Merdeka) usai, mereka harus menghadapi ujian sekolah.

Pada malam ulang tahunnya, Noaki mimpi buruk tentang Keo. Bisa jadi karena terbawa kecurigaannya pada seorang laki-laki tak dikenal, yang sibuk memotret Keo, di hari pembukaan FGM. Noaki sempat membuat sketsa sosok laki-laki itu, dan melaporkannya pada pihak sekolah. Kepala Sekolah merespons laporan Noa dan membuat langkah antisipasi dengan menyebarkan sketsa itu, untuk melindungi Keo. Semua jadi bersikap waspada. Termasuk teman-teman Keo. Mereka tak pernah membiarkan Keo sendirian.

Noaki mendapat kejutan yang menyenangkan di hari ulang tahunnya dari Keo. Kemudian sepulang sekolah, sahabat-sahabatnya berkumpul di rumahnya memberikan kado. Tidak hanya kado, mereka juga menambah kejutan yang manis untuk Noaki. Kegembiraan itu sempat sedikit "rusak" dengan kehadiran Tavana--saudara sepupu Toby Chen--yang cantik dan segera menarik perhatian anak-anak lelaki di kelompok itu, tak terkecuali Keo.

Hal tersebut sempat membuat Noaki memiliki perasaan aneh, yang segera ditepisnya. Ternyata Ajeng juga merasakan hal aneh tersebut.

Tapi, keesokan harinya, Keo tiba-tiba saja berubah perilaku. Di rumah Noaki-- yang seharusnya mereka belajar bersama-- Keo sibuk dengan gadgetnya. Hal itu membuat Noaki kesal. Toby juga ikut-ikutan kesal melihat Noaki kesal. Rupanya Keo sibuk chat dengan seseorang di facebook. Toby berusaha memperingatkan Keo agar tak kecanduan. Akhirnya mereka bertengkar. Keo pergi setelah mengeluarkan kata-kata yang meyebalkan. Bahkan ia dengan sengaja membuat masalah dengan Toby. Keo tanpa ragu membocorkan rahasia Toby.

Hari-hari berikutnya, tingkah Keo semakin aneh. Setelah bermasalah dengan Toby, Seb pun menjadi "korban". Kemudian Wamena. Lalu Ajeng harus menyaksikan Lady yang mendapat sikap aneh dari Keo.

Noaki semakin merasa ada sesuatu yang tengah terjadi pada diri Keo. Dia tak pernah seaneh sekarang. Tapi apa? Keo seolah-olah mengisolasi dirinya. Di sekolah pun, Keo kelihatan sekali menghindari dirinya dan sahabat-sahabat yang lain.

Puncaknya adalah ketika di hari remedial, Keo tidak mengikuti kelas. Menurut Bu Maryam, Keo minta izin pulang lebih awal karena ada keperluan keluarga yang mendesak. Noaki menelepon Keo, tapi tak diangkat. Kemudian menelepon ke rumah Keo, menurut Bi Sarti, Keo pergi berenang. Ini semakin aneh. Keo nggak ikut remedial di sekolah hanya untuk berenang? Nggak mungkin.

Ajeng dan Lady menelepon tempat yang kira-kira didatangi Keo. Ajeng menelepon tetangganya, marbot masjid, siapa tahu Keo langsung shalat Jumat (kejadiannya hari Jumat), yang mengatakan nggak ada anak laki-laki seperti yang diceritakan Ajeng. Lady yang kenal peatih renang di kolam renang yang disebut Bi Sarti, menelepon dan mendapat jawaban kalau Keo sudah dua minggu nggak muncul di kolam renang itu.

Hasilnya nihil. Sahabat-sahabatnya bergantian menelepon, tapi tak ada yang mendapat jawaban dari Keo. Sampai akhirnya Seb memberikan telepon genggam cadangan dan menelepon Keo dari situ. Keo sempat menjawab, tapi begitu mendengar suara Noaki, ia langsung menutup sambungan teleponnya.

Walau sudah mendengar suara Keo, Noaki belum merasa tenang. Noaki meminta Toby menelepon Tavana dan meminta keterangan darinya. Benar saja, keterangan dari Tavana memberikan petunjuk pada kejadian hari itu. Noaki merunut semua kejadian, sampai hari itu ketika Keo bersikap aneh dan tak diketahui keberadaannya.

Noaki pun mengambil keputusan terakhir dan meminta Seb meretas akun facebook Keo. Apa susahnya untuk anak se-genius Seb.

Berhasilkah mereka mengetahui di mana Keo berada? Dan apa sih sebetulnya yang sedang terjadi pada Keo. Hmm, saya sungguh ikut berdebar dan tegang mengikuti cerita kedelapan sahabat ini.


ANAK YANG INGIN TAHU SIAPA AYAHNYA

Sudah saya ulas di buku ke-3 ( yang belum baca silakan baca dulu di sini ) konflik Keo dengan ibunya. Di buku ke-4 ini tambah lagi konflik pribadi Keo yang ingin mengenal sosok ayahnya. Keo memang diceritakan tidak pernah mengenal sosok ayahnya sejak kecil. Ia hanya bisa melihat sosok Papi yang sedang menggendong dirinya--dari foto yang disimpan kakaknya diam-diam--namun wajahnya kurang jelas.

Pernahkah Mami Keo melihat cara anaknya itu memandangi ayah temannya?Saat mata lancip Keo membulat, berbinar penuh harapan, mungkin sambil berandai-andai, lalu kerlipnya memudar, tertunduk... (halaman 71).

Deskripsi tentang perasaan seorang anak laki-laki yang tengah merindukan sosok ayah. Pas sekali, dan menyentuh. Konflik pribadi Keo ini menjadi dasar pertama unsur pembangun cerita di buku keempat ini.

Di buku keempat ini, nyala lampu hati saya pada buku ini kembali bersinar terang. Bisa jadi karena Noaki telah kembali melengkapi cerita tentang delapan sahabat ini. Formasi 8 sudah lengkap kembali.

Jujur saya katakan, saya baru secara total terhanyut pada kisah mereka di buku keempat ini. Ngeblend dengan tokoh-tokohnya yang sekarang terasa begitu real *abaikan kemunculan sosok Tristan Traver, Papa Seb yang saya bayangkan seperti Seth Green*

Anak kembar memang sering memiliki firasat-firasat-- yang kadang mereka sangkal--sebagai salah satu bentuk wujud ikatan batin di antara keduanya. Salah satu anak kembar saya pernah bercerita dia bermimpi kalau saudara kembarnya meninggal dunia. Dan--percaya atau tidak--beberapa hari kemudian, saudara kembarnya itu kecelakaan motor *syukurlah tidak parah*.

Noaki yang diceritakan sebagai kembaran tak sedarah dengan Keo, bermimpi hal buruk mengenai "kembarannya" itu. Ia pun menjadi khawatir. Hal ini menjadi dasar kedua pembangun cerita. Walau ia bukan kembar sungguhan seperti Wamena dan Timika, kekhawatiran Noaki ini digambarkan penulis sebagai apa ya, manifestasi eratnya persahabatan mereka, kira-kira seperti itulah.

Di buku ketiga, saya kasihan pada Keo karena konflik dengan ibunya. Di buku keempat ini "sayang" saya pada Keo meningkat karena kemalangan nasibnya sebagai seorang anak, semakin dijelaskan dengan gambaran keinginannya yang besar untuk mengenal sosok ayahnya.

Saya ikut merasakan kesedihan Keo di akhir cerita,  ketika keinginannya itu mendapat balasan yang tak menyenangkan dari orang yang diduga sebagai ayahnya. Sekaligus penasaran apa yang menyebabkan Mami Keo masih menyembunyikan sosok ayah anak-anaknya itu.


dari Facebook Keo&Noaki
GA mirip tokoh GKNN


APA YANG ISTIMEWA DARI BUKU INI?

Banyak pesan yang terselip dalam buku ini. Contohnya:
Tak akan ada habisnya mengingat apa yang tidak dimiliki. Bikin lupa bersyukur dengan apa yang dimiliki. (halaman 21)
Hal-hal sederhana tapi bermakna yang diselipkan penulis dalam dialog atau deskripsinya. Semoga menjadi pengingat untuk para pembaca-pembaca muda, yang membaca buku ini.

Peringatan untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, misalnya Facebook. Walau bukan ditulis dengan cara "how to", tapi cukup memberikan gambaran yang jelas jika kita tidak berhati-hati, bisa mencelakai diri sendiri.

Masalah "perasaan aneh" antara anak perempuan dan anak lelaki. Ajeng merasa cemburu saat Keo memberi perhatian pada anak perempuan lain. Ajeng juga merasa Noaki pun demikian. Ia lebih memilih Keo sama Noaki daripada anak perempuan itu sama Keo. Maksudnya "jadian"? *wehehe* Tapi, Noaki menepis semua itu dan meminta Ajeng untuk melupakan. Hal ini digambarkan penulis dengan gaya bahasa yang anak-anak masa kini banget, lewat dialog Ajeng dan Noaki. (halaman 72-74).

Ya, memang kenyataannya perasaan senang yang bukan hanya senang biasa itu pada usia menjelang remaja, memang bisa terjadi. Saya aja dulu merasakan kok ada perasaan senang yang "lain" pada kakak kelas. Malah ada teman sekelas udah setuju-setuju aja diklaim sebagai pacarnya si anu. Tapi, memang harus ada peredamnya, karena memang belum waktunya atau belum pantas jika diteruskan.

Melalui pembahasan dalam buku ini, saya berasumsi penulis ingin menampilkan hal seperti itu wajar terjadi namanya juga sedang usia puber, tetapi jangan sampai anak-anak merasa hal demikian itu wajar juga jika diteruskan a.k.a pacaran di usia dini. Kalau asumsi saya benar demikian, saya sangat setuju dengan maksud penulis.

Kejadian beberapa waktu lalu yang saya temukan di Facebook, foto-foto anak-anak usia pre-teen (SD) nembak teman perempuannya dengan bunga atau boneka, agak mengganggu hati nurani, sih. Kalau sudah seperti itu saya merasa risih dan ngeri.

Masih banyak lagi hal-hal yang tampaknya remeh tapi penting, yang tertuang dalam buku ini. Masalah kegalauan anak dalam menghadapi orang tua juga beberapa kali dibahas (bahkan sejak buku pertama), makanya menurut saya serial ini baik juga dibaca para orang tua. Serial ini bisa jadi buku 2 in 1, buku bacaan berkarakter untuk anak iya, buku parenting untuk oran tua juga iya. Efektif kan?


KARAKTER

Saya angkat topi untuk Mbak Ary, sebagai penulis serial GKNN ini, karena berhasil menghidupkan delapan karakter dalam serial ini, khususnya di buku keempat ini, sehingga mereka semakin terasa real.

Penulis konsisten memelihara "kehidupan" karakter-karakternya secara merata. Kagum saya. Teringat pengalaman saya membuat novel anak dengan tiga karakter saja, dan saya agak keteteran memberikan "kehidupan" pada mereka secara merata. Saya hanya fokus pada tokoh utama saja. Sedangkan tokoh-tokoh pendukung saya abaikan.

Jadi saya juga (sekaligus) belajar bagaimana memperlakukan karakter-karakter dalam satu cerita. Di buku keempat ini saya menemukan Wamena dan Timika yang sedang sakit gigi sehingga jadi sensitif.  Seb yang sedang ketimpa masalah "jadi bungsu nggak jadi", Ajeng yang masih menyimpan cemburu pada Keo, Toby Chen punya rahasia dengan teman perempuannya, Lady yang ketakutan pada perjalanan udara. Noaki masih harus bertahan dengan kruk padahal gips sudah dibuka. Wow...

Buat saya hal itu masih belum menjadi sesuatu yang mudah, memberi "kehidupan" pada banyak karakter dan menjadikannya integrated dengan plot cerita. Kalau saya yang melakukannya pasti terengah-engah *senyum-senyum*.

Dan, yang bikin saya kagum (sekaligus pengen niru), Mbak Ary berhasil membangun basis fans yang cukup fanatik pada tokoh-tokoh dalam serial GKNN ini, khususnya Keo. Pssst... saya fans beratnya Seb lho, hahaha... buka rahasia.

Terbukti pembaca-pembaca muda yang menjadi fans GKNN banyak memberikan apresiasi untuk tokoh-tokoh favorit mereka. Baik dalam bentuk fan art atau fan fiction. Keren ya.


dari Facebook Keo&Noaki

dari Facebook Keo&Noaki
Ucapan selamat ultah untuk Sebastien


Saya pengen dong punya basis fans yang luar biasa untuk tokoh-tokoh dalam buku-buku saya: Obit, Cleo, Shayla, Darin, Hae... apa kabar? *halah... sediiih, jadi baper nih*

Belum lagi tanggapan dari para pembacanya, yang ingin agar serial GKNN ini diteruskan. Saya jugaaaa... *teriak pake toa*


dari Facebook Keo&Noaki

Ya sudahlah, mau bilang apa lagi. Serial GKNN ini buat saya buku yang menarik minat saya, setelah buku-buku pre-teen gaya Enid Blyton dan Jacqueline Wilson yang saya favoritkan.

Harapan saya, semoga dengan kemunculan serial GKNN di dunia literasi anak, ke depannya dunia literasi untuk anak-anak sampai usia pre-teen ini lebih banyak lagi diwarnai oleh buku-buku sejenis GKNN ini. Dan semoga ada perusahaan penerbitan yang konsisten menerbitkan buku-buku anak sampai usia pre-teen yang antimainstream seperti ini.

Kalau nggak dimulai kapan lagi? Apakah penulis (seperti saya) selalu harus puas dengan kalimat: "timingnya kurang tepat." *nyengir* <<--- ini agak berbau curcol pribadi ya, hehehe...

Sekian dari saya.


dari Facebook Keo&Noaki

2 Comments

  1. seruuu bukunya teh ary ini ya teh, Nai dan aku sukaa hihihi baru baca seri 1 dan 2 tapii....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Dew, sok lanjut yang 3 dan 4-nya takut penasaran :D

      Hapus