9 DRAMA KOREA DENGAN KARAKTER PEREMPUAN YANG INSPIRATIF

 

Annyeong haseyo, yeorobun!

Saya lagi happy, nih,  karena dapat kesempatan menulis topik yang relate dengan sesuatu yang dicinta, apa lagi kalau bukan drama Korea alias drakor.  Kita sepakat dulu ya, kalau Korea di sini, yang dimaksud adalah Korea Selatan.  Soalnya saya belum pernah nonton drama yang murni diproduksi oleh negaranya Bapak Kim Jong Un (emang ada ya?).

Uri drakor fans, sudah berapa juta kali kah kalian ditanya orang kenapa-suka-drakor? Ada yang jawab suka nonton drakor karena pemeran utamanya ganteng, nggak? 😁

Ya nggak masalah, itu kan sangat alamiah dan normal *hehe* asal bucinnya nggak berlebihan aja.  Saya juga begitu, kok.  Malah saya punya koleksi beberapa aktor favorit, walau suka nggak satu tim dengan para pecinta drakor umumnya.  

Tapi, ada juga drakor yang masuk kategori favorit (saya), yang karakter utama penggerak ceritanya adalah perempuan.  Bukan hanya plotnya aja yang saya suka, tapi karakteristik tokoh utamanya juga.  Yang seperti apa? Ciri khasnya adalah karakter utama perempuan dengan kepribadian yang kuat dan meninggalkan kesan yang dalam sesudahnya, alias menginspirasi.

Mau saya kasih bocorannya? 

Sebetulnya ada banyak, sih.  Tapi, saya saring lagi dan lagi, sampai akhirnya ketemu sembilan drakor aja yang paling nancep di hati.  Apa sajakah itu? Simak ya bocoran di bawah ini.


STRONG AND CHARISMATIC 

1. Hotel Del Luna

Drama ini bergenre fantasi dengan unsur supranatural. Bercerita tentang sebuah tempat bernama Hotel Del Luna, yang menjadi tempat persinggahan para arwah penasaran, sebelum menuju ke tujuan akhir.  Mereka harus menyelesaikan dulu urusan yang belum selesai di dunia, baru bisa melanjutkan perjalanan menuju akhirat.  Hotel ini dikelola oleh seorang CEO yang galak, bernama Jang Man Wol bersama empat anak buahnya yang setia.  Suatu hari, CEO terpaksa merekrut seorang manusia sebagai manager.  Siapa sangka kalau Man Wol dan sang Manager manusia ini bakal saling jatuh cinta.

Karena drama ini beraroma supranatural, tentu karakter-karakter yang terlibat di dalamnya adalah para hantu.  Namun, di balik penampakan mereka yang bikin bergidik, ada kisah-kisah manusia yang inspiratif.  Kisah tentang bagaimana mereka menjalani hidup, walau pada akhirnya hanya ketenangan yang mereka butuhkan untuk menuju perisitirahatan abadi.  Ada beberapa part yang membuat saya terhanyut sampai berkaca-kaca.  Dan saya harus mengakui, drama yang booming ini memang bagus.  


Jang Man Wol adalah tipe perempuan yang tahu persis apa yang diinginkannya.  Saat ia mulai jatuh cinta, kepribadiannya nggak berubah sedikit pun. Ia teguh sebagai pribadi yang blak-blakan, sarkastik, dan cenderung savage malah.  Tetapi, dibalik sifatnya yang galak, Man Wol sejatinya a righteous person.  Yang menjadikan sosok ini lebih keren lagi adalah pilihan fashionnya yang sophisticated dan akting IU sebagai pemerannya yang layak diacungi jempol.  (Sumber foto: sindonews.com)

2.  River Where The Moon Rises

Saya penggemar drama saeguk, yaitu drama yang berlatar belakang sejarah.  Pada dasarnya, plot drama saeguk sama aja, berkutat di urusan perebutan kekuasaan.  Tetapi yang saya lihat ada perbedaan dari drama ini dengan drama saeguk yang lain.  Salah satunya adalah unsur pakaian yang dikenakan pemainnya.  Entah karena berbeda era, hanbok yang dikenakan laki-laki dan perempuan di drama ini berbeda modelnya dengan hanbok yang biasa dipakai di kebanyakan drama saeguk.  Saya lebih suka model di drama ini karena kelihatan lebih elegan.  Selain itu, sinematografi drama ini setara dengan film layar lebar.  Banyak adegan outdoor dengan pemandangan yang memukau, ini yang paling saya suka dari drama saeguk.

Karakter utama drama ini adalah Princess Pyeong Gang,  putri dari Kerajaan Goguryeo. Sejak kecil sudah berlatih ilmu pedang, tak heran kalau ia tumbuh menjadi pribadi yang tegas, pemberani, dan tangguh. Sikap bela negaranya sangat kuat, ia berniat mengembalikan hak Suku Sunno yang diftnah sebagai pengkhianat negara. Ia juga bertekad mengembalikan kekuasaan dan wibawa raja, sehingga Kerajaan Goguryeo kembali menjadi kerajaan yang adil dan berpihak pada rakyat. Sosok Princess Pyong Gang ini, seorang fearless heroines yang tak kenal ampun pada ketidakadilan. (Sumber foto: pikiran-rakyat.com)

3. Secret Boutique

Drama ini tayang tahun 2019, tapi saya masih ingat karena sangat terkesan dengan karakter Jenny Jang. Seorang perempuan berhati dingin dan karismatik.  Ia pemilik butik yang menjadi kedoknya, karena pekerjaan sesungguhnya adalah melobi orang-orang penting yang terlibat proyek-proyek besar.  

Sebenarnya ia adalah tangan kanan Kim Yeo Ok, seorang wanita konglomerat yang tangguh.  Namun, di balik kedekatannya dengan Chairman Kim, Jenny Jang  mempunyai niat terselubung.  Ada rahasia masa lalu yang menghubungkan Jenny dengan Chairman Kim, tanpa perempuan berhati jahat itu sadari. Jenny berniat merebut kembali apa yang menjadi haknya, yang dikuasai Chairman Kim dan keluarganya.  Plot cerita terfokus pada "peperangan" yang intens antara Jenny Jang dan Kim Yeo Ok.  Drama ini bertema thriller revenge,  salah satu genre favorit saya.  Puas rasanya kalau para penjahat dibalas perbuatannya sampai mereka menderita *haha*.  

Jenny Jang ini sosok yang keren.  Ia adalah perempuan smart, yang setiap langkahnya selalu diperhitungkan dengan cermat.  Ia selalu bisa mengungguli lawan yang tak kalah tangguh.  Ditunjang dengan fashion yang chic dan berkelas (bikin saya berkhayal menjadi Jenny Jang),  Kim Sun A cocok sekali memerankan karakter powerful in. Lipstik merah membara di atas kulit wajah yang pucat dan kaca mata hitam, semakin memperkuat karakternya.  Jarang-jarang lihat karakter perempuan pakai kacamata hitam di banyak scene.  Badass... (Sumber foto: idntimes.com)

WOMAN SUPPORT WOMAN

 1. Good Casting

NIS (Badan Intelejen Negara) merekrut tiga orang agen rahasia perempuan, yaitu Baek Chan Mi, Hwang Mi Soon, dan Im Ye Un.  Chan Mi dan Mi Soon adalah agen rahasia berpengalaman, tidak seperti Ye Eun yang belum pernah terjun ke lapangan.  Ia adalah seorang white agent, yang biasa bekerja di belakang meja.  Tiga perempuan ini diberi misi menangkap mata-mata industri kelas kakap, yang sudah menjadi buronan selama tiga tahun.  Ketiga agen rahasia ini harus menyamar, menjadi karyawan di perusahaan yang disinyalir menjadi pusat kegiatan yang berhubungan dengan si buronan.

Drama ini genrenya action, jadi sudah pasti banyak adegan baku hantam.  Tapi, karena ada unsur komedinya, drama ini jadi berkesan ringan dan menghibur. Suka kalau ada karakter perempuan yang jago berkelahi,  membangkitkan gagasan buat belajar bela diri, walau akhirnya hanya tinggal wacana semata.

Karakter utama yang paling menonjol tentu saja Baek Chan Mi, seorang agen rahasia yang terkenal kompeten, tetapi sering bertindak di luar kontrol, namun ia adalah sosok yang bertanggung jawab dan setia pada pekerjaannya.  Jelas Baek Chan Mi adalah sosok perempuan yang tangguh.  Tetapi, karakter lain juga mencuri perhatian sih, karena saya suka seseorang yang keren dalam pekerjaannya sekaligus memiliki kepribadian yang kocak, karakter ini adalah Hwang Mi Soon, rekan satu tim Chan Mi. (Sumber foto: viu.com)

2. Avenger's Social Club

Drama ini sudah cukup lama masa tayangnya.  Tapi sepertinya masih seru untuk ditonton ulang.  Ini juga drama bertema revenge.  Tapi jangan harap ada baku tembak dan bunuh-bunuhan dalam drama ini. Ceritanya fokus pada tiga orang perempuan dengan latar belakang berbeda, yang bersatu mendirikan Bok-Ja Club (Klub Balas Dendam), demi menegakkan keadilan.  Mereka melakukan aksi balas dendamnya dengan cara yang unik dan kocak.  Tiga ahjumma ini dibantu seorang remaja pria, yang aslinya adalah anak tiri dari salah satu member Bok-Ja Club.  

Saya suka drama ini karena ada pesan penting untuk perempuan: kalau kamu diperlakukan nggak adil, bangkit, dan lawan.  Kamu harus jadi perempuan yang kuat, jangan mau dikalahkan oleh laki-laki yang menjerumuskan kamu dalam kondisi sulit.  Tiga orang perempuan ini saling membantu merencanakan dan melakukan pembalasan untuk menyadarkan para pembuat onar dalam kehidupan mereka.

Kim Jung Hye, seorang elit, korban kekerasan verbal dari suami dan keluarganya.  Hong Dong Hee, representatif kalangan bawah yang menjadi korban perbuatan tidak menyenangkan kalangan elit. Lee Mi Sook, representatif kalangan menengah, korban KDRT.  Ketiga perempuan ini mewakili tiga golongan sosial, namun mereka punya kesamaan: sama-sama diperlakukan nggak adil.  Kekerasan itu nggak mengenal golongan, bisa menimpa siapa aja, maka bangkit, lawan, tunjukkan kekuatanmu, wahai perempuan. (Sumber foto: dramarevises.wordpress.com)

3.  Search: WWW

Drama ini bercerita tentang persaingan dua perusahaan besar yang bergerak di bidang IT dan tiga orang wanita karir yang terlibat di dalamnya.  Saya tim Barro, perusahaan IT dengan atmosfir kerja yang menyenangkan.  Seperti yang sedang tren di Korea saat ini, banyak start up yang menerapkan suasana kantor seperti Barro.  Lebih bebas berekspresi, sengaja menciptakan nama barat untuk personil-personilnya, dengan tujuan mendobrak budaya hirarki yang kaku.  Perusahaan pesaingnya adalah Unicon, sebuah perusahaan yang berinduk pada perusahaan konglomerat milik keluarga.  Kebalikan dari Barro yang dinamis, suasana kerja di Unicon sangat kaku, dan semua keputusan harus merujuk pada keputusan sang Ketua.  

Selain story line-nya yang asyik, akting pemainnya yang keren, sinematografi drama ini juga indah.  Beberapa adegan diambil dengan angle longshot, terutama adegan Baek Ta Mi dan Park Morgan, buat saya feel romantisnya semakin terasa menyentuh. Secara keseluruhan, saya memberi label drama ini adalah drama yang trendy.  


Saya ingin menjadi Baek Ta Mi, seorang perempuan yang free spirit, smart, punya insting yang kuat dalam pekerjaannya. Tetapi, Song Ka Kyung adalah role model saya. Cara dia menyelesaikan masalah sangat elegan, walau keputusan yang harus diambil menyakitkan, kebahagiaan diri itu nomor satu. Saya kurang tertarik pada karakter Scarlett alias Cha Hyun. Dari segi penampilan terlalu menyolok, not my type. Walau begitu, salut dengan sifatnya yang setia kawan dan berpegang teguh pada kebenaran. Ia juga sesekali bisa kocak dengan gayanya yang frontal. Hubungan pertemanan di antara ketiganya sungguh menginspirasi, bagaimana pun kerasnya mereka bertentangan dalam urusan pekerjaan, tetapi di luar itu mereka bisa menghabiskan waktu bersama dengan hangat sebagai teman sejati. No baper *hehe*. (Sumber foto: dramabeans.com)


INSPIRING STORY

1. Weighlifting Fairy Kim Bok Joo

Yang saya suka dari drama Korea itu, penulis scriptnya kreatif memasukkan profesi antimainstream sebagai bagian dari penokohan karakter utamanya.  Salah satunya drama ini yang membidik angkat besi. Settingnya adalah universitas khusus atlet.  Ini termasuk drama sekolahan, salah satu genre yang saya suka juga walau sudah eman-emak.  Drama ini membahas tentang pencarian diri si karakter utama, kegelisahan akibat dari rasa kurang percaya diri, hubungan kekeluargaan yang pasang surut, persahabatan, dan percintaan ala remaja.  

Saya sangat suka drama ini, dan sudah beberapa kali berniat mau nonton ulang tapi belum sempat.  Sejak pertama nonton dulu, langsung jatuh cinta.  Saya terkenang pada suasana kampus yang menyenangkan, gambar-gambar yang indah, dan Nam Joo Hyuk *haha*.  Ah, beneran, pokoknya harus nonton ulang.  Drama ini SWAG.

Kim Bok Joo adalah seorang atlet angkat besi muda berbakat, dan nggak pernah bermasalah dengan keadaan dirinya.  Walau sempat goyah akan jati dirinya, seiring waktu, ia sadar bahwa apa yang telah ia miliki sudah cukup. Ia kembali fokus mengejar mimpinya memenangkan medali emas di kejuaraan nasional.  Percaya diri dan bekerja keras adalah kuncinya, karena kerja keras nggak akan mengkhianati hasil, itulah inspirasi yang saya dapat dari sosok Kim Bok Joo.  (Sumber foto: soompi.com)

2. Black Dog

Black Dog adalah kiasan untuk seseorang yang sengaja nggak diperhatikan, bahkan cenderung diasingkan.  Itulah yang terjadi pada Ko Ha Neul, seorang guru kontrak di SMA Daechi.  Sejak hari pertama bekerja, ia sudah mendapat tantangan berat.  Rumor bahwa ia masuk karena koneksi pamannya yang bekerja di sekolah itu merebak, akibatnya orang-orang menjadi kurang respek, bahkan sampai dikucilkan oleh teman-teman seangkatannya.

Drama ini disebut-sebut membosankan dan ratingnya rendah.  Namun buat saya, drama ini mencerahkan sekaligus menghangatkan hati.  Drama ini juga jenis drama sekolahan, tetapi fokusnya pada kehidupan guru.  Ada banyak karakter guru yang ditampilkan dalam drama ini.  Jika kamu calon guru atau sudah menjadi guru, karakater-karakter dalam drama ini bisa dijadikan referensi, ingin menjadi guru yang seperti apakah kamu kelak.  Bagi saya, guru yang berhasil itu adalah guru yang berdedikasi pada kesuksesan murid-muridnya, menyiapkan bahan ajar yang menarik sehingga murid semangat untuk belajar, yang memiliki visi mendidik bukan hanya untuk menghadapi ujian akhir semata, dan yang mampu merebut perhatian, serta menjadi kenangan indah bagi murid-muridnya.

  

Ibu Guru Ko Ha Neul ini cepat belajar mengatasi mental breakdown yang dialaminya, dan perlahan mulai membalikkan keadaan.  Kuncinya adalah jujur dan asertif. Dedikasi yang ditujukan untuk murid-muridnya sungguh bikin terharu.  Karakter inspiratif lainnya adalah Park Sung Soon, guru karismatik yang disegani rekan kerjanya.  Dengan caranya yang terkesan jutek, ia membimbing Ko Ha Neul yang masih hijau, sehingga tumbuh menjadi guru yang baik. Park Sung Soon adalah karakter panutan bagaimana seorang guru berjuang untuk kepentingan murid-muridnya, nggak hanya di dalam kelas.  Ia juga bisa bertindak sebagai atasan yang baik bagi anak buahnya. (Sumber foto: dramamuse.com)

3. Mother

Apa yang akan kamu lakukan jika suatu malam menemukan seorang anak meringkuk kedinginan dalam kantong sampah? Itulah yang dialami oleh Kang Soo Jin. Ketidaktegaannya melihat kondisi Hye Na, berujung pada tindakan impulsif menculik anak itu dengan memalsukan kematiannya.  Namun, polisi melihat ketidakwajaran dari kasus kematian Hye Na, dan akhirnya melakukan penyelidikan.  Perjuangannya selama lima puluh hari sungguh berat bagi Kang Soo Jin, namun tekadnya sudah bulat ingin melindungi Hye Na.  Ia menghadapi konsekuensi dari perbuatannya dengan tabah dan tegar demi bisa mengadopsi Hye Na.  

Perasaan saya sebagai penonton sukses diaduk-aduk selama menonton setiap episode drama ini.  Mata kayaknya basah aja. Banyak adegan yang bikin sesak, tapi secara keseluruhan drama ini menghangatkan hati.  Drama ini menampilkan beberapa jenis hubungan ibu-anak, baik yang didasari secara biologis maupun tidak.  Rangkaian kisah dalam drakor ini, memberikan gagasan untuk menjadi ibu seperti apa saya bagi anak-anak.  Memperlakukan anak seperti apa yang saya inginkan, dan ingin diperlakukan seperti apa saya oleh anak-anak kelak.  Inspiratif.

Kang Soo Jin adalah seorang perempuan berhati dingin, ia tidak suka anak-anak. Sikapnya itu berkaitan dengan trauma masa lalunya. Tetapi, saat melihat ada anak kecil yang diperlakukan tidak layak, hatinya tergerak. Ia ingin melindungi dan menjadi ibu untuk anak itu, walau yang dilakukannya adalah cara yang salah. Namun ketulusannya telah teruji. Ia bisa membuktikan bahwa ia adalah seorang ibu sejati, yang memiliki hati luas untuk mencintai seorang anak yang nggak dilahirkan dari rahimnya. (Sumber foto: soompi.com)

*Hela napas dulu*

Demikianlah yeorobun, sembilan drakor yang lumayan nancep di hati. Sesekali saya juga suka iseng berbagi informasi tentang drakor favorit di  di medsos, dan sering dapat  pertanyaan, "Mbak Ina, nontonnya di mana?" 

Dulu, karena saya juga nontonnya di website ilegal, dengan sesatnya saya kasih linknya, yang penting link bersih dari iklan-iklan tak senonoh, tapi yang bikin nggak tenang risiko kena serangan malware.  

Tapi sejak mengenal aplikasi Viu, sekarang saya bisa memberi rekomendasi platform tayangan drakor yang aman.  Kadang-kadang ada teman yang pengen nyoba nonton drakor, tapi ngeluh nggak nyaman kalau nonton di ponsel.  Ya, nggak usah risau, nonton drama Korea di aplikasi Viu bisa menggunakan laptop juga, tinggal download aja aplikasinya di laptop.  Kalau kurang puas, sambungin laptop ke layar televisi.  Resolusi gambar di Viu itu sampai 1080p Full HD, jadi gambarnya kinclong banget.  Subtitle bahasa Indonesia juga tersedia.  Apalagi kalau di rumah dilengkapi perangkat audio home theater, udah serasa nonton di bioskop deh.


Me-time buddies (Sumber foto: dok. pribadi)

Memang benar, tayangan di aplikasi Viu ada yang bisa diakses gratis, tapi kan terbatas, toh kalau berlangganan juga harganya terjangkau banget. Saya berlangganan premium hanya 30K rupiah untuk dua bulan. Cara pembayarannya juga gampang, bisa melalui Gopay. Viu juga sering ngadain promo, lho. 

Masalahnya sayang banget kalau nggak berlangganan, tayangan di Viu itu nggak cuma drakor yang segambreng judulnya, ada film dan variety show Korea yang saya suka banget, eh masih ada drama/film dari dalam negeri juga, Jepang, China, Thailand, Malasysia, Myanmar, Turki, Timur Tengah, dan India! Berbagai genre pula. Awas aja kalau sudah berlangganan Viu masih bilang kurang hiburan 😂.

Asyiknya lagi, saya bisa mengunduh tayangan yang diinginkan, jadi bisa nonton offline, lebih hemat kuota kan.  Saya pakai trik ini kalau harus bepergian ke tempat-tempat yang minim WiFi.  Unduh dulu tayangan-tayangan yang belum sempat ditonton buat tabungan, nanti di saat senggang dari pekerjaan, walau tanpa WiFi saya bisa tetap menonton tayangan favorit saya.  

Begitu ceritanya kenapa saya betah pakai aplikasi Viu. Kalau kamu merasa kurang piknik gara-gara pandemi yang entah kapan akan berakhir ini, cari hiburan di rumah aja, download aplikasi Viu dan berlangganan, niscaya hidupmu nggak sumuk-sumuk amat.  Asal pintar-pintar bagi waktu ya, biar nggak dikomplen suami dan anak 😉.

Yeorobuuun ... sekian dulu cerita saya tentang drakor favorit dan platformnya, sampai bertemu lagi di pembahasan drakor yang lain.

Annyeong!



1 Comments