DARI ONLINE BLOGGER GATHERING #LESTARIKANCANTIKMU: SUSTAINABLE BEAUTY AND WELLNESS

 



Pembaca yang Budiman,

Kali ini saya mau cerita pengalaman pertama mengikuti event blogger gathering yang diselenggarakan secara online, tajuknya menarik yaitu Online Blogger Gathering #LestarikanCantikmu. Apalagi temanya: "Sustainable Beauty and Wellness", nah! saya nggak begitu ngerti sih apa makna tema ini, tapi sepertinya berkaitan dengan isu lingkungan, karena acara ini merupakan rangkaian dari event Kompetisi Blog #LestarikanCantikmu yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network. Dan memang tema yang diusung dalam lomba ini kata kuncinya adalah ramah lingkunngan dan ramah sosial.



Satu minggu sebelum event, peserta terpilih dikirimin hampers. Isinya sepertinya sih beda-beda ya, punya saya isinya goody bag, shopping bag, notebook dari kertas daur ulang, termos, produk dari Segara Naturals. (foto: dokumen pribadi)

Kabarnya yang diundang untuk mengikuti event ini terpilih 30 orang saja. Saya sih ge-er kalau yang terpilih itu, 30 besar dari peserta lomba blog *hahaha* memang pesertanya ada berapa, sih? ya nggak apa-apa, hidup kan harus optimis berkelanjutan ya nggak? kalau nggak gitu padam semangat hidup. Oke, jadi acara ini digagas oleh Blogger Perempuan Network, dan didukung oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) serta Madani Berkelanjutan, dua organisasi yang concern terhadap upaya pengembangan komiditas lokal yang berkelanjutan.

Dalam acara ini hadir tiga orang narasumber yaitu Mas Danang Wisnuwardhana, Mbak Gita Syahrani, dan Mbak Christine Pan. Acaranya sendiri dipandu oleh Mbak Fransiska Soraya yang dipanggil akrab Mbak Ocha. Keempat orang ini shining banget, event yang awalnya saya judge membosankan karena temanya yang berat, eh malah asyik mendengarkan penuturan-penuturan mereka. Mereka tuh sukses tampil mengedukasi dengan ringan.

PRODUK SKINCARE YANG AMAN

Seperti Mas Danang yang diampu untuk menuturkan materinya di sesi pertama. Pria yang berpenampilan resik ini, mengaku sudah kenal skincare sejak SD! Saudara-saudara, ketika SD kita masih belepotan debu, keringat, dan bau matahari, dia ini udah kenal yang namanya sunblock. Wow! Dan dia merasa menang dong ketika Oppa-oppa drakor mulai mengintimidasi dengan kekinclongan kulit wajahnya, pria yang aslinya dokter gigi ini udah kinclong sejak SD. Dan you know what, ternyata sublock itu penting banget diaplikasikan ke kulit wajah 2 jam sekali, yes. Apalagi yang beraktivitas di luar ruangan ya.

Tapi dari Mas Danang ini saya dapat sesuatu yang mencerahkan sekali. Bahwasanya menggunakan produk skincare itu harus enjoy. Kita harus happy dan menikmati saat memakainya. Dan yang lebih penting lagi, kita tahu tujuan kita pakai skincare itu. Kalau kita ingin hasilnya lebih efektif, kita harus belajar dan mengerti kandungan bahan-bahan yang ada di dalam produk yang kita pakai. Jadi, bukan hanya karena iming-iming dari penjual saja terus kita pakai produk tersebut. Lebih bagus lagi kalau kita paham tentang kandungan bahan dari produk yang kita pakai.

Ketika ditanya, produk dari bahan-bahan alami seperti apa sih yang aman untuk kesehatan kulit khususnya? Jawabannya simpel aja, sih, minimal sudah lulus uji BPOM dan ada sertifikatnya. Benar juga, sih. Walau bahan bakunya dari alam, yang pasti lah baik untuk kesehatan tubuh dan kulit khususnya, tetapi ya tetap harus diuji secara klinis supaya lebih yakin kelayakannya untuk dipakai.


Seceria ini emang kami yang terlalu happy dapet hampers cantik (foto: YouTube LTKL)

TREN PENGGUNA KOSMETIK DI ASIA

Segemen kedua diisi oleh Mbak Gita Syahrani, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Nah, bagi yang belum tahu LTKL itu apa, jadi LTKL ini adalah forum kolaborasi yang dibentuk oleh pemerintah kabupaten untuk mewujudkan pembangungan berkelanjutan.

Mbak Gita ini cerita, LTKL bersama Madani Berkelanjutan, mengadakan studi terhadap konsumen produk kecantikan di tiga negara Asia, yaitu Jepang, Korea, dan Cina. Hasilnya cukup mengejutkan karena poin bahan dalam produk menempati prosentase tertinggi dari survey tersebut. Itu artinya sudah muncul kepedulian mereka terhadap kandungan bahan yang ada dalam produk-produk yang mereka gunakan. Saat ditanya pada konsumen dengan range usia 15 tahun - 35 tahun, apa yang membuat mereka mulai peduli pada bahan-bahan dalam produk kosmetik itu, jawabannya terkait dengan polusi. Mereka khawatir produk yang mereka gunakan bisa memperparah polusi di air, darat, udara lewat proses produksi sampai packaging produk-produk itu. Dan kaitannya, mereka juga nggak mau menjadi penyumbang kondisi tersebut, karena produk yang mereka pakai ternyata menyebabkan hal-hal tersebut. Keren.

Jadi sekarang ini menggunakan produk yang ramah lingkungan sekaligus ramah sosial itu udah menjadi tren. Terus yang seperti apa dong, produk yang ramah lingkungan dan ramah sosial itu? Mbak Gita memberi tahu nih, ada tiga karakteristik yang menjadi syarat utama suatu produk bisa dinyatakan sebagai produk yang ramah lingkungan dan ramah sosial, simak gambar berikut ini ya.

Sumber: materi Gita Syahrani/LTKL


Dari gambar di atas, dapat disimpulkan begini, produk yang ramah lingkungan itu adalah produk yang bahan bakunya berasal dari proses tanam yang tidak menyebabkan kebencanaan, seperti kebakaran hutan, longsor, banjir, akibat eksploitasi alam. Kedua, pekerja/pekebunnya mendapat upah yang layak, atau jika rantai pasoknya itu berupa UMKM, mereka mendapat harga yang sepadan. Ketiga, energi yang digunakan pada saat proses produksi sudah eco-friendly, dan limbahnya dapat didaur ulang atau minimal tidak mencemari lingkungan.

Mbak Gita juga memberikan tips untuk memilih produk yang tepat, sebagai berikut:

Sumber: materi Gita Syahrani/LTKL


DARI KESAL JADI PRODUK NATURAL

Di segmen ketiga kita berkenalan dengan Mbak Christine Pan, foundernya Segara Naturals, produk perawatan tubuh berbahan baku alami.

Apa, sih, latar belakang Mbak Christine mendirikan Segara Naturals ini?

Jadi, ketika masih bekerja kantoran, dia suka dikirim kantornya tugas ke daerah-daerah tambang seperti ke Freeport di Papua, Newmont di NTB, Lombok, Derawan. Nah, sepanjang perjalanannya itu, Mbak Christine ini memperhatikan dan ngebatin, Indonesia itu indah ternyata ya. Tapi, sayangnya walau di pelosok sekali pun, tetap aja dia melihat sampah plastik bertebaran. Mbak penyuka diving dan surfing ini sering merasa masygul gitu, saat diving nemu sampah plastik, di pantai tuh sandal jepit sama sachet shampoo sering banget katanya ditemukan.

Tapi, setelah merenung-renung, hati kecilnya berkata, dia juga sebenarnya termasuk kontributor juga terkait sampah-sampah itu. Kemana-mana masih bawa atau pakai produk-produk dengan kemasan plastik. Ujung-ujungnya penyampah juga. Nah, dari situ dia mulai memikirkan solusinya. Dia mulai mencari produk yang travel-friendly gitu dari bahan yang alami, tanpa nyampah, dan tanpa merusak alam. Dan karena perempuan yang udah travel ke berbagai benua ini merasa kurang puas dengan produk yang udah ada di pasaran, maka mulailah merencanakan untuk membuat sendiri dengan brand Segara Naturals.


Sumber: Instagram @segaranaturals


Sekarang ini Segara Naturals udah mengeluarkan berbagai jenis produk seperti sabun mandi batang, sabun wajah juga batang, shampoo batang juga, pasta gigi dalam bentuk serbuk, ada shower gel juga, pokoknya cukup bervariasi lah ya.

Konsumen seperti apa, sih, yang dibidik Segara Naturals untuk menjadi target pasarnya? Kata Mbak Christine ada tiga tipe konsumen yang sekarang ini udah menjadi konsumen tetap produk-produknya, yaitu:


Sumber: materi Christine Pan/Segara Naturals

Betapa kerennya ya yang menganut lifestyle seperti mereka. Ya, seperti yang Mbak Gita bilang juga, sih, sebelumnya. Pengguna produk kecantikan dengan bahan alami yang ramah lingkungan dan ramah sosial itu, udah nggak hanya berpikir tentang dirinya sendiri aja, tapi juga udah sampai ke tahap berpikir, dengan menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan dan ramah sosial itu artinya mereka ikut menjaga Bumi supaya tetap sehat, terkait dengan kualitas udara dan kualitas air supaya zero polution.

Ya benar juga, sih, logikanya, kalau kualitas udara dan kualitas air buruk, kita mau pake serum jutaan berpuluh-puluh ampul juga nggak akan ada aritnya kan. Nggak bakal mempan. Nah, mending mulai dari sekarang, mulai dari diri kita, mari meminimalkan menggunakan produk-produk yang nggak ramah lingkungan dan ramah sosial itu. Mulailah hijrah ke produk-produk berbahan alami yang ramah lingkungan dan ramah sosial, dengan demikian spirit sustainable beauty dan wellness-nya terjaga dan terpelihara, sehingga menjadi sustainabel lifestyle juga di masa mendatang. Keren kan kita.

Nah, di penghujung acara, sepertinya inilah yang ditunggu-tunggu, sih, yaitu segmen pengumuman pemenang Kompetisi Blog #LestarikanCantikmu. Dan ... saya nggak menang, jadi ya udahlah ya, nggak usah dibahas lebih lanjut. Walau demikian, saya mengapresiasi sekali kepada Blogger Perempuan Network yang udah menggagas event keren ini. Pengetahuan-pengetahuan yang disampaikan lewat penuturan narasumber di acara ini penting banget diketahui oleh kaum perempuan Indonesia, supaya nggak hanya cantik tapi harus pintar juga.

Anyways, segitu dulu deh cerita dari saya. Kalau ada yang penasaran dengan event ini secara lengkap, silakan nonton tayangan videonya di channel YouTube Lingkar Temu Kabupaten Lestari yo.

Sampai jumpa.


Love,

0 Comments