MEMBANGUN KARAKTER LEWAT PREMIUM BOUNDING MOMENT IBU DAN ANAK


Bounding saya dengan Keyaan, anak bungsu, nggak perlu diragukan lagi. Sebagai seorang ibu, saya bisa merasakan kedekatan yang lebih pada si Bungsu dibanding kakak-kakaknya, bahkan dengan anak-anak gadis saya sekali pun. Bisa jadi bounding itu terbentuk naturally, karena sejak lahir Keyaan memang saya urus sendiri, benar-benar dengan tangan sendiri tanpa bantuan asisten. Keyaan lulus ASI eksklusif dan masa sapih yang lebih lama. Mpasi-nya saya masak sendiri. Puas banget deh pokoknya ngurus Keyaan. Salah satu poin yang saya syukuri saat berhenti bekerja kantoran.

Ketika saya bekerja kembali membantu usaha klinik milik keluarga di Bintaro, Keyaan ikut saya. Kami sering menghabiskan waktu benar-benar berdua saja. Jalan-jalan di mall, nonton bioskop, atau sekedar nemenin dia makan di restoran cepat saji favoritnya. Ini, nggak pernah saya lakukan dengan kakak-kakaknya. Di samping saya dulu masih bekerja, kalau ada waktu ya kami perginya beramai-ramai sekeluarga.

Pengalaman menghabiskan waktu berdua itu lah yang membangkitkan kesadaran saya, Oh... mungkin ini yang bikin kenapa bounding saya dengan Keyaan terasa lebih erat dibanding dengan kakak-kakaknya. 

Affection saya dan Keyaan juga berbeda. Kami lebih ekpresif dalam memperlihatkan rasa sayang. Saya masih suka ngomong dengan gaya ngomong ke bayi dan Keyaan seneng banget tuh, dia bakal merespons dengan tingkah manja. Kadang-kadang kami juga berpelukan dan saling kasih kecupan di pipi. Kalau saya sama Keyaan sedang begitu, pasti menuai ekspresi "dih lebay banget sih" dari si Kembar... hahaha...

Namun, kedekatan kami pun tak lepas dari ujian *ecieeee...*. Setiap kali lelah dengan urusan pekerjaan, saya cari hiburan pada cinta lama, yaitu drama korea.  Kemudian Keyaan mulai saya kenalkan pada Youtube. Emaknya asyik sama plot drama, dedek balita juga asyik nonton video-video kartun di Youtube. Dan akhirnya... obrolan sebelum tidur kami pelan-pelan hilang. Dongeng sebelum tidur tergantikan oleh video-video. Lampu panggung teater kami juga meredup 😁

Nggak tahu kan, kalau Keyaan berbakat jadi penulis dan sutradara. Dia seneng kalau kita main "pura-puraan jadi...". Misalnya dia jadi Spiderman nolongin Ben 10 yang ketabrak truk. Atau kita pura-puranya di atas perahu yang sedang dikepung buaya. Macem-macem gitu lah. Keseruan-keseruan semacam itu sempat hilang.

Perubahan sikap dan sifat Keyaan mulai saya rasakan. Dia susah dikasih tahu, suka ngeyel dan melawan. Tiba-tiba jadi jago tantrum dan bikin bete. Kami jadi susah berkomunikasi. Buat saya ini aneh, karena sepanjang bersama saya, Keyaan anak yang cukup manis dan nggak annoying. Gampang sekali diajak komunikasi, dalam artian kalau dikasih tahu sesuatu dia bakal nurut.

Ada apa?

Saya mulai berpikir jangan-jangan efek dari bounding kami yang tadinya erat menjadi renggang. Bisa jadi hal itu, yang membuat bukan saya aja yang mengaggap Keyaan menjadi annoying, tapi dia pun melihat saya jadi ibu yang menyebalkan karena jarang bermain lagi sama dia. Sebelum telanjur saya menjadi lebih asing lagi di matanya, saya mencoba untuk memperbaiki kondisi tersebut. 

Saya membiasakan kembali ritual membaca sebelum tidur. Awalnya susah karena Keyaan lebih suka nonton Youtube dibanding mendengarkan cerita. Walau dengan sedikit paksaan, akhirnya dia pasrah mendengarkan dongeng sebelum tidur, tapi sekarang dia udah benar-benar menyukainya. Bahkan sekarang dia merespons dongeng dengan pendapatnya sendiri, di momen ini saya kait-kaitkan dengan suasana di sekolahnya dan teman-temannya. Obrolan kami jadi nyambung kembali, dan dari situ saya tahu kondisi dia di sekolah, belajarnya, teman-temannya. Keyaan kalau sengaja ditanya, gimana di sekolah? belajar apa? teman-teman baik nggak? wah... nggak akan mempan. Dia nggak akan menjawab. Jadi, mendongeng dan mengobrol sebelum tidur itu paling efektif buat saya dan Keyaan. Premium bounding moment kami tercipta saat itu.

PREMIUM BOUNDING MOMENT

Beberapa waktu lalu saya diundang ke acara Lotte Choco Pie Blogger Gathering di Taman Kajoe. Wah, ini acaranya bagus banget, mengingatkan saya untuk menghidupkan terus-menerus waktu kebersamaan saya dengan Keyaan. Jangan sampai goyah lagi.

Dengan mengusung tema "Together, more", Lotte Choco Pie mewujudkan komitmennya untuk mempererat keluarga Indonesia dengan mengajak para ibu untuk memaknai momen keterikatan dengan kebersamaan yang lebih berkualitas. Acara ini juga dihadiri oleh narasumber-narasumber yang kompeten dalam berbagi pengalamannya, yaitu: Ibu Oci Maharani (Brand Manager Lotte Choco Pie), Ibu Novita Tandry (Psikolog Anak dan Keluarga) dan Carissa Puteri (Brand Ambassador Lotte Choco Pie).

Ketiga narsum di acara Lotte Choco Pie Blogger Gathering didampingi Mbak Mira Sahid selaku moderator
Sepanjang talkshow berlangsung, saya terus-terusan seperti diingatkan kembali soal kebersamaan ibu-anak ini. Ibu Novita Tandry mengulas masalah kualitas pada saat kebersamaan dengan anak. Bahwa keberadaan kita ketika bersama anak itu harus benar-benar "ada di sana" secara menyeluruh. Totalitas. Jangan hanya sebatas badan ada bersama anak tapi jiwa kemana-mana, nggak fokus, apalagi disambi sambil ngoprek handphone. No! 

Momen kebersamaan itu diharapkan mencapai kualitas premium, makanya disebut premium bounding moment. Ibu dan anak harus sama-sama bisa saling menikmati. Ibu menikmati keberadaannya bersama anak, sebaliknya anak juga bisa menikmati ibunya. Buat saya sih, indikasinya gampang aja, kita, ibu dan anak bisa ketawa lepas sama-sama. Sesederhana itu.

Carissa Puteri, artis berdarah Jerman, hadir bersama anaknya Quenzino yang baru berumur 3 tahun. Artis yang kelihatan semakin cantik ini berbagi pengalamannya dalam membangun premium bounding moment bersama Q. Setelah pulang ke rumah, ia akan meluangkan waktu untuk  bermain bersama anak semata wayangnya, walau hanya 1 jam sehari. 

Carissa Puteri dan Quenzino
Menghabiskan waktu bersama anak tidak perlu aktivitas yang rumit. Waktunya juga bisa kapan saja. Misalnya, seperti yang dilakukan Carissa Puteri ini, saat snacking time ia akan meminta Q mengambil piring warna tertentu, jadi mereka bisa menikmati cemilan bersama sekaligus mengajarkan warna pada Q. 
"Belajarnya dapat, kebersamaannya juga. Rasanya tidak hanya Q yang merasa senang, saya pun ikut merasa senang dan momen ini pun menjadi lebih berharga untuk kami berdua." 
Cemilan favoritnya Q kan Lotte Choco Pie, sama seperti Keyaan. Sekarang ini Lotte Choco Pie menduduki tangga teratas di urutan snack favorit Keyaan. Dia suka banget bikin tower dari Lotte Choco Pie, kalau dulu sih masa masih balita sekalian belajar berhitung. Sekarang, berhitungnya nggak lagi karena udah nggak sempet dan langsung masuk perut, katanya. Hehehe...

Kenapa Lotte Choco Pie jadi favorit Keyaan? Keyaan itu suka kue bolu, suka cokelat, suka marshmallow. Nah, tiga kategori itu ada semua di Lotte Choco Pie. Cake yang lembut dengan isi marsmallow bersalut cokelat, emang paling pas dinikmati sambil menghabiskan bounding moment. Lotte Choco Pie juga sudah bersertifikat halal. Eh, ini penting lho kata Keyaan. Nah, pemahaman itu tumbuh dari hasil bounding time juga, hasil membacakan cerita sebelum tidur itu. Menanamkan value pada Keyaan, lebih mudah dilakukan lewat dongeng atau cerita yang dibacakan sebelum tidur dibanding sekedar diomongin begitu aja.

Satu lagi yang membuat saya terkesan banget sama mahmud cantik ini, pengalamannya dalam mendengarkan setiap pertanyaan anaknya dan berusaha untuk menjawabnya. Menurut pendapatnya, cara tersebut dia lakukan supaya si anak merasa didengarkan dan dihargai, dengan demikian dia pun akan belajar untuk mendengarkan dan menghargai orang lain. Good!

Kadang-kadang (apalagi dalam kondisi capek) kalau anak cerewet nanya ini itu, males banget mau ngeladeninnya yakan. Tapi, nanti kalau kita nanya ini itu atau nasehatin apa gitu dan si anak cuek beybeuh, entah dengerin entah enggak, nggak ngerespon, Buibu jangan baper ya... 😂

Selain acara talkshow panitia juga mengadakan games untuk anak-anak yang ikut hadir
Membangun premium bounding moment bersama anak itu banyak nilai positifnya, berkomunikasi dengan anak menjadi lebih mudah sehingga anak pun nyaman bercerita apa saja  pada kita, lebih terbuka dan menjadikan kita menjadi tempat bertanya pertama. Ini penting dibawa sampai mereka remaja bahkan dewasa kelak. Selain itu premium bounding moment juga bisa menjadi saat belajar pertama kali tentang value-value kehidupan untuk bekalnya membangun karakter diri yang kuat dan menyenangkan.

Tapi kualitas kebersamaan nggak hanya penting dibangun hanya dengan anak saja lho, tapi juga dengan pasangan dan keluarga yang lainnya. Dengan demikian tercipta hubungan kekeluargaan yang erat dan sehat. Hal ini sangat menguntungkan untuk pertumbuhan anak.

Oleh karena itu, jadikan waktu kebersamaan kita dengan anak dan pasangan menjadi yang terbaik dan bermakna, karena waktu-waktu berharga itu tak akan terulang lagi.


Love,







30 Comments

  1. Nah, ketahuan bener kan. Masih aja suka nonton Drakor. Hehe. Premium moment itu penting banget ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya dong belum bisa lepas, walau dosisnya sekarang jauh berkurang :D premium bounding moment itu kayak sepele tapi efeknya sampai mereka dewasa lho

      Hapus
  2. nah itu mb kadang mun keur teu mood anak loba nanya sok hoyong nyakar2 tembok nalapung baskom wkwkwk *emak gamoang emosih :p dan bener pas lagi dinasehatin jadina weh kitu *lalu menyesal :D
    lagi usum choco pie ngan aku blm liat di Cimahi :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah gitu Va, anak jadi "hare-hare" tea kalau dicuekin selalu sama emaknya, persis Keyaan. Mumpung anak baru satu Herva mah puas2in bounding moment sama Neyna

      Hapus
  3. Asik ya main bareng anak-anak sambil makan choco pie

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya abbis choco pie enak sih ya :D emaknya juga doyan...

      Hapus
  4. Balasan
    1. anak-anak mah pasti suka nih sama yang ada coklat2nya ya kan

      Hapus
  5. Teeeh, memang drakor dan kartun di gadget itu godaan pisaaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang... apalagi kalo udah datang penasaran terus aja gak berasa bisa tamat dalam sehari :D

      Hapus
  6. iya bener..hawna anakku jug suka cbocopie krn ada bolu, marsmellow dan coklat jadi satu dalam 1 kue

    BalasHapus
  7. Drakor ini memang racun ya mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya harus cepet diobatin kalo nggak keracunan makin parah :D

      Hapus
  8. Q cakep bgt ya mak, trus sepanjang acara keliatan aktif, cari perhatian emaknya, dan Carissa nya sabaaar bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya umur segitu lagi lincah2nya yak :D

      Hapus
  9. Btw, aku ngerasain juga tuh pengaruh gadget ke anak. Jadi lebih keras dan gak bisa dikasih tau. Akhirnya pas udah dikurangi, perilakunya jd lebih baik. Makanya skrg waktu kebersamaannya dialihkan dari yang "nonton" bersama gadget masing2 ke main lego bareng, masak bareng, dll.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, udah beberapa kali baca ulasan dari Psikolog kalau penggunaan gajet yang terlalu lama memang dampaknya gak baik buat anak, harus dibatasi

      Hapus
  10. Ada apa? asyik setelah ditelusur ternyata suka youtube an sama kayak Gavino Jovano nih mbak yang masih sekarang masih PR banget nih. Eeaaa yang suka drakor haha, namanya Keyaan bagus mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, kitanya yang harus tegas sih Feb dan tegaan :D

      Hapus
  11. Bener banget, sepanjang acara itu kita seperti kena jleb terus ya...diingatkan tentang anak-anak terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mbak, walau veteran emak2 macam saya karena masih punya anak dibawah 12 tahun jadi yan harus buka buku lagi lah istilahnya :D

      Hapus
  12. Memang bonding sama anak harus dirutinin ya, supaya anak makin bahagia

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya yang penting memang bahagia anak itu ya, gak bete di rumah jangan sampai bete juga sama ortunya

      Hapus
  13. Iya anakku jg klo ditanya ga akan jawab, tp sambil ngobrol mau tidur baru dia jawab. Seru ya kemarin acaranya, pas bgt jadi reminder.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama ya anak2 ternyata kebanyakan gitu, harus pinter2 cari waktu dia mau ngomong dan cerita banyak

      Hapus
  14. Aku langsung tertegun pas tau banyaknya nilai positif dari menciptakan premium bonding moment sama anak-anak.. Abis ikutan acara ini langsung bulatkan tekad, harus makin sering-sering menciptakan waktu yang berkualitas sama anak-anak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Dian kan mahmud... lah mamah veteran seperti aku ini :D pun jadi keingetan lagi :D :D

      Hapus
  15. Belum ada sebulan kan, tapi udah kangen aja pengen acara gini lagi. Seru! Akrab!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya Mbak Arin, aku jarang dapet acara yg bisa bawa anak... eh pas ada anakku sakit... jadi pengen ngulang lagi nih :D

      Hapus