source : www.keywords-suggeestion.com designed by www.inainongina.com |
Sejak usia dini (mulai usia 3 tahun), saya sudah membiasakan putri kembar saya memakai jilbab, yang otomatis berpasangan dengan baju muslim. Kenapa saya menegaskan demikian, karena cukup sering saya melihat fashion muslim yang kacau pada anak perempuan usia satu tahun sampai lima tahun. Kok kacau? Ya, menurut saya sih kacau, jika anaknya dipakaikan jilbab tapi bajunya bukan baju muslim, misalnya rok pendek dengan lengan pendek, malah ada yang memakaikan jilbab berpasangan dengan baju tanpa lengan. Duh!
Namanya juga masih belajar, Bu. Yang masih belajar ibunya atau anaknya? *hehe*. Kalau niatnya mau mengajari anak, ya jangan nanggung.
Niat saya ketika memiliki anak perempuan (kebetulan saya sudah berjilbab), memang ingin membiasakan anak memakai jilbab sejak dini, supaya kesadaran mereka terhadap kewajibannya pada agama juga terbangun sejak dini. Ala bisa karena biasa kan, Bu. Ini semacam membayar hutang kesalahan saya, karena saya mengenakan jilbab sangat terlambat (menurut saya).
Tangan bajunya kepanjangan ^ : ^ Yang mana Ama, yang mana Kiki asli saya juga nggak bisa bedain |
Anak usia 3 tahun, menurut pengalaman saya, cukup ideal untuk mulai "dilatih" memakai busana muslim. Sebab, selain mereka sedang lucu-lucunya, tidak seperti anak usia 1 - 2 tahun yang mudah rewel urusan pakaian. Busana muslim kan cukup ngeribetin ya. Anak usia di bawah 3 tahun paling tahan pakai baju muslim satu jam aja paling lama. Habis itu, yang kerudungnya entah ke mana lah, yang minta diganti karena kepanasan lah, kotor, dan lain-lain *berdasarkan pengalaman pribadi*.
Alhamdulillah, sampai menginjak usia remaja sekarang ini, mereka masih betah (dan tidak merasa terpaksa) memakai jilbab. Bekalnya ya konsistensi. Mungkin prosesnya lebih mudah, karena sejak TK sampai dengan SD mereka bersekolah di sekolah berbasis Islam.
Mana Kiki, mana Ama... ayooo... :D |
Walau demikian, masih sering terselip rasa khawatir mereka akan terpengaruh teman-temannya yang tidak memakai jilbab, dan menanggalkan jilbab itu. Namun, sesekali saya ajak mereka berdialog. Pelan-pelan saya ungkit, bagaimana perasaan mereka memakai jilbab. Ada rasa berat atau tidak. Untuk memonitor saja, sejauh mana keteguhan mereka.
Karena sudah menginjak usia remaja, tentu selera berpakaiannya sudah berbeda. Saya tidak bisa lagi mencampuri selera mereka dalam memilih pakaian. Mana mungkin sekarang mereka saya "kembar-kembarin" lagi bajunya, karena meskipun kembar, mereka punya selera yang berbeda satu sama lain.
Kalau sedang senggang, saya juga mengajak ngobrol soal trend fashion muslim, yang belakangan ini berkembang dengan luar biasa. Sampai ada isitilah Hijabers, julukan untuk para muslimah yang melek fashion dan stylish dalam berbusana. Tujuannya ya supaya tidak "kudet" alias kurang update *hehe*. Selain itu memberikan wawasan pada mereka bahwa fashion muslim itu keren.
Nah, seiring dengan hal tersebut, online-shop busana muslim pun turut menjamur. Saya suka kok window shopping di Instagram atau website-website yang menjual baju muslim untuk remaja. Apalagi kalau bukan lihat-lihat untuk si Kembar (Mama juga sekalian, sih ^ : ^).
Keren-keren kan fashion muslim buat remaja masa kini source : by www.caraberhijab.net |
Kemudian, saya menemukan website Ethica, dan merasa surprise karena Ethica ternyata produsen yang sama dengan Salsa Kid. Dulu semasa si Kembar masih usia TK - SD, saya mendandani mereka dengan baju muslim produk dari Salsa Kid.
Alasan saya memilih produk Salsa Kid, selain harganya yang terjangkau, tentu saja karena bahannya yang enak dipakai, dan cocok untuk anak-anak saya yang berkulit sensitif. Bahannya ringan karena terbuat dari kaos, sehingga mudah menyerap keringat. Dan yang penting lagi, model produk Salsa Kid (pada waktu itu) tidak pasaran.
Sekarang saya tambah senang karena Ethica juga mengeluarkan produk untuk remaja. Sebetulnya, selera berpakaian gadis kembar saya tidak terlalu ribet sih. Kalau keluar rumah, untuk acara santai mereka senang tampil casual. Atasan berbahan kaos dan celana panjang menjadi pilihan mereka.
Masalahnya saya suka kesulitan mencari kaos yang panjangnya sampai ke paha. Soalnya kan, usia remaja ini sedang senang-senangnya memakai jeans. Dan jeans yang ada di pasaran sekarang, modelnya kebanyakan skinny, kalau dipadankan dengan kaos pendek, bisa-bisa bagian belakang kena angin terus *hehe... sensor*.
Untuk acara yang semi formal atau formal, baru mereka mau memakai rok. Dan sering kelimpungan karena koleksi rok mereka minim sekali. Paling repot kalau sudah menjelang bulan Ramadhan, karena biasanya di sekolah mereka diselenggarakan pesantren kilat. Acara itu membolehkan murid berbaju bebas, tetapi untuk murid putri harus mengenakan rok.
Nah, Ethica punya kriteria yang putri kembar saya butuhkan. Setelah saya lihat-lihat, modelnya juga bagus-bagus. Tapi, yang paling penting sih penggunaan bahannya. Ethica konsisten menggunakan bahan kaos, jadi cukup nyaman dikenakan sehari-hari oleh remaja aktif seperti putri kembar saya.
source : ethicafasion.com |
source : ethicafashion.com |
source : ethicafshion.com |
Tadinya saya sudah pesimis, kalau Ethica hanya menyediakan pembelian online saja, saya agak ragu untuk membeli produknya nanti. Tapi, ternyata Ethica membuka sistem keagenan dan ... taraaaa... kekhawatiran saya pun sirna.
Agen Ethica untuk kota Serang dan sekitarnya |
Demikianlah kisah saya. Semoga semakin banyak remaja-remaja kita yang ingin memakai jilbab dalam keseharian mereka. Dan doa kita sebagai orang tua terus mengawal mereka, agar mereka tetap istiqomah berjilbab sampai ajal menjemput. Setuju, Bu?
Love,
4 Comments
iya ih keren kereeen
BalasHapuskeren dan nggak masuk angin :D
Hapuswahh.. si kembar imoet bgt, tpi kok bisa ya emaknya gak bisa bedain :-)
BalasHapuspas kecil sih mirip banget, maksudnya di foto Mas gak bisa bedainnya. Tapi sekarang udah ABG lumayan keliatan ada bedanya :)
Hapus