SMAN 2 KOTA SERANG (tampak depan) foto koleksi : www.myten.blogspot.com |
Minggu lalu si Kembar No. 2 memberikan undangan rapat dari
sekolahnya. Huffh… malaaas, dan apesnya suami sedang tugas di luar kota. Maka,
hari Selasa kemarin saya pun terpaksa hadir di SMAN 2 Kota Serang, sebagai
salah satu orang tua murid baru untuk mendengarkan “kebosanan” yang selama
bertahun-tahun sudah saya alami.
Saya underestimate.
Kebosanan itu tak terjadi. Bapak Kepala Sekolah, Deny Arif Hidayat, S.Pd, M.Pd yang murah senyum dan berkumis itu, menggiring
kami menghayati program-program yang dicanangkan oleh sekolah.
Dan saya ingin membaginya di sini. Barangkali bisa menjadi percontohan bagi
sekolah-sekolah lain. Semoga ada orang tua atau pejabat sekolah yang membaca
blog ini dan meneruskannya ke pihak sekolah yang bersangkutan dan kemudian
meneladani program-program yang sudah dilaksanakan SMAN 2 Kota Serang.
PROGRAM PEMBIASAAN
Program pembiasaan yang dulu dilaksanakan setiap hari, sekarang hanya
dilaksanakan setiap hari Rabu dan Jum’at. Diawali dengan shalat dhuha, zikir
(pembacaan asmaul husna), dilanjutkan dengan tausiah oleh kepala sekolah, guru,
bahkan siswa-siswa juga sudah.
Untuk menghilangkan kejenuhan, kegiatan ini diselingi dengan lagu-lagu
Islami dan salawatan. Di antaranya lagu "Demi Matahari", yang dipopulerkan
oleh grup nasyid Snada. Liriknya diambil dari terjemahan surat Asy-Syams.
tampak di slide guru-guru juga dilibatkan dalam program ini. Pak Deny asli menyanyi dan suaranya bagus lho... kayak Acil Bimbo :D foto : koleksi pribadi |
Lagu ini sempat menimbulkan kehebohan. Gara-gara sering menyanyikan lagu ini di pagi hari, SMAN 2 Serang disinyalir melakukan
ritual menyembah matahari. Wah!
Kabar ini rupanya berembus dari MUI Kota Serang
yang salah memahami program sekolah tersebut.
Deny Arif Hidayat, selaku kepala sekolah dengan didampingi Kepala Kantor
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Serang (Kesbangpol), segera mengklarifikasi kabar ini.
“Di sekolah kami memang ada program ‘pembiasaan’ (pembacaan asmaul husna/tausyiah) yang dilaksanakan setiap Rabu dan Jumat. Tujuan kegiatan ini sebagai implementasi dari pendidikan karakter yang sekarang ini sedang digalakkan pemerintah melalui Kemendiknas. Alhamdulillah sekolah kami sudah dijadikan contoh untuk sekolah-sekolah lain di tingkat nasional. Jadi, apa yang disampaikan MUI Kota Serang tentang penyimpangan itu sama sekali tidak benar,” ungkap Deni. (sumber: Kabar-Banten.com, 24 September 2012)
Perwakilan dari Kemendiknas dan Kemenag sudah datang ke sekolah dan menyambut baik program tersebut. Saya pribadi ketika menyaksikan tayangan video mengenai kegiatan ini, tidak merasa ada yang salah. Ini sama saja dengan siswa-siswa (jaman dulu) diwajibkan menyanyikan lagu-lagu nasional saat upacara bendera. Tujuannya untuk menanamkan jiwa nasionalisme. Lagu-lagu Islami tentu saja untuk menanamkan nilai-nilai ke-Islaman agar terpatri dalam jiwa-jiwa muda yang masih labil itu. Good idea.
Allah... Subhanallah ...Asli merinding...
Program ini sesuai dengan visi SMAN 2 Kota Serang sebagai sekolah
berbasis spiritual, dan misi yang ingin menanamkan cita-cita pada diri setiap
siswa untuk bertemu Allah di surga. Dahsyat ya. Tanpa terasa mata pun
menghangat.
PROGRAM PEMBINAAN
Program ini ditujukan khusus untuk siswa-siswi yang angka alpanya lebih dari 5 hari. Kami juga
diperlihatkan video rangkaian kegiatan program pembinaan ini, yang dilaksanakan
selama 5 hari, selama libur sekolah. Setiap kegiatan diberi tajuk.
Hari pertama "Remedial". Siswa-siswi diberi
kesempatan memperbaiki nilai yang masih kurang untuk syarat kenaikan kelas.
Hari kedua "Parenting".
Hari ketiga "Outound". Kegiatan yang dilakukan siswa bersama orang tua. Bermain game bersama yang dilakukan siswa
dan orang tuanya saja, atau berkelompok. Tujuannya membangun kekompakan antara
anak dan orang tua.
Hari keempat "Surat Bidadari". Wah, apa nih… ternyata isinya curhat antara anak dan
orang tua. Mencurahkan apa sih yang mengganjal di hati anak, juga sebaliknya
dari orang tua. Nah, tayangan video ini sukses membuat saya bercucuran airmata
(sampe nggak sempet foto slidenya). Terharu rasanya anak dan orang tua itu (rata-rata
bersama ibunya) akhirnya saling berpelukan sambil bertangisan. Di antara isak
tangis itu pasti lah terselip permintaaan maaf dari sang anak dan doa dari sang ibu. Bahkan
ada seorang anak yang bersujud dan mencium kaki ibunya. Subhanalloh… *tuh kan
berkaca-kaca lagi, ah…*
Hari terakhir judulnya “Empati”. Kunjungan sosial ke panti asuhan. Mengetuk
hati para siswa itu, dan menyadarkan mereka bahwa betapa beruntungnya mereka
masih memiliki orang tua lengkap, masih bisa bersekolah. Membangkitkan rasa
syukur sehingga mereka menyadari kesia-siaan yang telah mereka perbuat selama
ini, dan mau memperbaikinya.
Program Pembiasaan foto : www.myten.blogspot.com |
TOTAL ACTION
Program ini merupakan kelanjutan dari pembinaan. Ditujukan jika setelah melalui 2x program pembinaan siswa tidak menunjukkan perbaikan, atau siswa yang direkomendasikan oleh guru BK. Melalui program ini pihak sekolah menjadi
jembatan mediasi antara siswa dan orang tuanya dengan langsung terjun ke
lapangan, artinya mendatangi rumahnya.
Ini bagus sekali. Salut. Karena sejauh pengalaman saya, guru-guru BK
itu hanya berfungsi sampai pagar sekolah saja.
Di luar pagar sekolah siswa dikembalikan lagi kepada orang tua.
Bagaimana jika orang tua kewalahan menghadapi anaknya? Bagaimana jika orang
tuanya yang justru bermasalah? Ini saya alami sendiri ketika anak sulung saya bermasalah di sekolahnya. Saya dan suami merasa sendiri, karena tidak ada pertolongan dari pihak sekolah yang menyeluruh.
Dengan program Total Action ini, masalah-masalah tersebut dapat teratasi. “Insya Allah kami siap 24 jam mendampingi siswa bermasalah,” jamin Deny Arif Hidayat. "Setiap anak bermasalah harus melalui prosesi 'Surat Bidadari'," cetusnya lagi. Luar biasa kan…
Dengan program Total Action ini, masalah-masalah tersebut dapat teratasi. “Insya Allah kami siap 24 jam mendampingi siswa bermasalah,” jamin Deny Arif Hidayat. "Setiap anak bermasalah harus melalui prosesi 'Surat Bidadari'," cetusnya lagi. Luar biasa kan…
Terakhir disampaikan sekolah bekerjasama dengan salah satu bank syariah
mengadakan tabungan Umroh untuk para siswa. Dengan prinsip haqqul yaqin niat ini bisa tercapai di tahun ketiga, setelah selesai masa belajar, siswa-siswi dapat pergi bersama menunaikan ibadah umroh. Bismillah ya Allah... cukupkan rizqi anak hamba...
Hmm… diam-diam ada rasa bangga anak
saya diterima di sekolah ini. Terlepas dari issue miring “anak-anak titipan”
dan “selundupan”--yang terakhir ini bukan issue karena saya mendengar sendiri
dan nyaris ditawari (sayang sekali ya…)--saya percaya sekolah ini mampu
berkomitmen dalam mengawal pembangunan spiritual siswa-siswinya menuju insan
berakhlak madani, termasuk anak saya. Aamiin.
video unggahan Ridatul Aulia H versi youtube
foto dari google |
4 Comments
Mantap bun infonya, coba entar usul deh di sekolahan anak2.
BalasHapusiya Gung, kadang pihak sekolah nafsunya mendongkrak prestasi akademik aja, spiritual siswa gak jadi prioritas karena dianggap "urusan orang tua", jadinya timpang.
HapusSama mbak, disekolah anakku SMK Negeri 1 Bekasi tiap pagi juga ada tilawah. Dan disela2 waktu senggang mereka terbiasa duduk2 dimasjid sambil tilawah lirih. Smoga suasana seperti itu digalakkan disekolah2 lain....
BalasHapusAlhamdulillah... iya semoga semakin banyak sekolah yang ikut membina dan menjaga aqidah akhlak anak didiknya, walau bukan sekolah berbasis Islam.
Hapus