Setiap orang tua tentu menginginkan
anak-anaknya bisa melewati masa tumbuh dan kembangnya dengan optimal. Di zaman modern ini, mayoritas orang tua sudah paham betul, jika 1000 hari
pertama anak, adalah masa terpenting untuk proses tumbuh kembang.
Tetapi, masih banyak juga orang tua yang lupa, kebutuhan anak untuk tubuh dan
berkembang itu, bukan hanya perkara nutrisi. Terkadang orang tua lupa memperhatikan segi stimulasinya.
Mungkin Moms pernah mendengar keluhan beberapa orang tua soal anaknya, misalnya yang lambat bicara, pemalu, kurang pandai mengelola emosi, lemah dalam menganalisis suatu persoalan, lemah dalam penyelesaian masalah, dan lain-lain, yang berkaitan dengan aspek psikologis. Hal tersebut menandakan, ada bagian tumbuh kembang anak yang tidak terpenuhi, yaitu stimulasi tadi.
Moms, hak anak yang tercantum dalam
Konvensi Hak Anak internasional, tidak hanya mencakup soal pemenuhan hak anak akan makanan, kesehatan, dan
pendidikan saja. Tetapi juga mencakup hak
mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual,
moral, dan sosial.
Seperti halnya pemenuhan hak
pendidikan yang bisa dimulai sejak usia dini, semua aspek berikutnya tadi juga dapat distimulasi sejak dini. Caranya
sangat mudah dan sederhana, yaitu dengan mendongeng.
“Hampir semua ahli Parenting menyarankan dongeng sebagai salah satu
sarana pengasuhan. Banyak penelitian
yang telah membuktikan manfaat dongeng bagi perkembangan psikologis putra-putri
kita.” (Rahayu Pawitri, The Asia Parent).
Dirangkum dari berbagai sumber |
Pernah terpikir tidak, Moms. Dahulu kita tumbuh, berkembang, dan akhirnya menjadi pribadi seperti sekarang ini, bisa jadi karena nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng-dongeng yang diceritakan nenek, ibu, atau ayah kita, turut berperan dalam pembentukan karakter kita.
Tetapi, kalau sekarang anak-anak dibacakan dongeng dengan cara seperti mereka dulu, anak-anak bisa kabur *hehehe*. Fakta ini dibuktikan oleh pengalaman sendiri. Ketika saya mendongeng dengan gaya tradisional, anak-anak saya malah gelisah. Mereka bilang, dongengnya kepanjangan dan membosankan. Lalu, bagaimana mengakali masalah itu, Moms?
Saya mengubah strategi dan membawa senjata berupa buku cerita bergambar. Ternyata anak-anak lebih antusias dan anteng selama saya membacakan dongeng. Strategi saya berhasil. Jadi memang terbukti, buku cerita bergambar berperan sekali dalam menghidupkan dongeng. Berikut alasannya:
1. Gambar atau ilustrasi yang penuh warna mudah menarik perhatian
anak.
Pada dasarnya anak-anak suka pada hal-hal yang berbau art. Coba perhatikan anak-anak selalu gembira saat menggambar, mewarnai, dan membuat craft.
Bermain Kertas karya Mala Kumar (https://reader.letsreadasia.org) |
2.
Il
Anak bisa memahami sifat tokoh,
bagaimana perasaannya, dan perubahan yang terjadi pada si tokoh.
Festival Egrang Sutiha karya Tjut Dzakiyah Anshari (https://reader.letsreadasia.org) |
3. Cerita bergambar juga memudahkan anak memahami jalan cerita.
Dengan melihat urutan gambar, anak
mudah memahami bagian pembuka cerita, isi cerita, dan akhir dari cerita.
Duma Juga Bisa karya Ina Inong (https://reader.letsreadasia.org) |
4. Cerita bergambar memicu komunikasi interaktif antara orang tua dan
anak.
Bila ada adegan dalam gambar yang
tidak dimengerti anak, biasanya anak akan bertanya. Momen ini bisa menjadi pemicu
diskusi antara orang tua dan anak. Atau
bahkan anak terpancing untuk menceritakan cerita di buku dengan versinya
sendiri, orang tua harus siap dan sabar mendengarkan.
Sumber: freepik.com |
5. Ce
Anak-anak yang kritis mudah sekali
bertanya tentang hal-hal sensitif, yang membuat orang tua kebingungan untuk menjawabnya. Sekarang, cerita bergambar banyak sekali
variasi temanya, misalnya tentang kematian, perceraian orang tua, disabilitas, penyakit berat, dll.
Phoe Tar Lay Is Smilling Now karya Aye Nyein Moye (https://reader.letsreadasia.org) |
Cerita bergambar pada umumnya
menyenangkan untuk anak-anak. Itulah
kunci membaca menyenangkan, dan akan selalu dinantikan oleh anak-anak.
Sumber: freepik.com |
Bagaimana, Moms? Sudah ada percik-percik semangat mendongeng untuk si Kecil?
Coba Moms mendongengnya dengan membaca nyaring sambil mengubah-ubah suara, memberi efek menegangkan, bersorak gembira, dan sebagainya. Dijamin anak-anak akan lebih antusias mendengarkan dongeng Moms.
Tapi, harga buku kan mahal. Oow, Moms, di era digital seperti sekarang
ini, kekhawatiran seperti itu mudah sekali solusinya. Sudah banyak perpustakaan digital yang
menyediakan cerita bergambar, dan bisa diakses dengan gratis, Moms.
Di antaranya, perpustakaan digital Let’s Read. Perpustakaan digital ini digagas oleh organisasi nirlaba The Asian Foundation. Moms bisa mengakses langsung websitenya. Di sana sudah terbit ribuan cerita bergambar
dari berbagai negara, dan bisa diunduh lho, Moms. Jadi Moms bisa mencetak sendiri cerita
bergambar yang dipilih.
Koleksi cerita bergambar yang sudah swacetak (akun Instagram @miza_hijrah) |
Moms juga bisa mengunduh aplikasi Let’s Read di ponsel. Bisa juga langsung mengunduh melalui Play Store untuk pengguna Android. Lebih
praktis kan, Moms.
10 Best Ebook Reader App on Android version droidcops.com |
Let's Read Indonesia bekerjasama dengan Taman Bacaan Pelangi mendonasikan cerita bergambar kepada para siswa di Indonesia Timur |
Satu lagi hal penting yang perlu Moms ketahui, mendongeng mendorong kemampuan
literasi anak menjadi optimal. Kemampuan
literasi yang optimal pada anak-anak usia balita, kelak akan menunjang kesiapan anak di sekolah.
Bagaimana, Moms? Sudah siap bergabung dengan Klub Moms Mendongeng Dengan Cerita Bergambar?
Let’s read, Moms.
Love,
17 Comments
Ku masih suka didongengin 😍
BalasHapusaku gak sengaja minta, tapi ibuku mah tiap ketemu pasti ngedongengacem-macem 😂
HapusSeru teh baca buku dari Let's Read. Ceritanya menghibur dan sarat makna, ilustrasinya juga cakeep
BalasHapusIya, menambah wawasan ya
HapusKeren, Mamih Ina...
BalasHapusPengen bisa rutin bacain, Mam...tapi in syaa Allah diusahain, mengingat manfaatnya banyak sekali.
Makasih pengingatnya, ya, Mamiiih 😍
Iya, Neng Cipa pasti seneng lho...
HapusTerima kasih sudah berbagi info.
BalasHapusterima kasih udah mampir Bude Ratih, Monster Kuaci 😘
HapusCakep dan detil. Kak Billa masih suka dibacain buku juga ini...
BalasHapusIya, dulu juga si Kembar kalau Keyaan dibacain buku suka ikutan nimbrung, numpuk-numpuk di tempat tidur 😂
HapusAnak-anak suka jugs nih, Let's Read. Dan yang bungsu juga ngeyutubnya bisa dikurangin setelah download aplikasi ini. Dengan catatan, kudu emaknya yang bacain. Plus tetehnya bisa belajar bahasa Sunda, karena ada yang bake bahasa daerah.
BalasHapusEmang bagusnya begitu, tetep ibunya yang bacaian, jangan anaknya dilepas asyik sendiri sama gadgetnya. Begitu kata psikolog sih 😊
HapusKeren infonya, Mbak. Sekarang lebih mudah cari bacaan buat dibacain si kecil, ya. Gratis pula. 😍
BalasHapusBetul, jadi nggak ada alasan lagi ya untuk nggak memenuhi hak anak dalam hal ini 😉
HapusKeren infonya, Mbak. Sekarang lebih mudah cari bacaan buat dibacain si kecil, ya. Gratis pula. 😍
BalasHapusWah, ada yang cetak sendiri bukunya Let's Read ya Teh, biar lebih nyaman dibaca, keren...
BalasHapusiya, memang ada fiturnya buat didownlad ke pdf
Hapus