Tanpa perlu membandingkan dengan "kekuatan" perempuan-perempuan terdulu, saya, sebagai perempuan dan ibu jaman now, merasa wajar jika ada perempuan-perempuan yang berkata kalau mereka butuh space untuk dirinya sendiri. Istilah populer untuk aktivitas itu disebut me-time.
Bahkan saya sering menemukan status-status di media sosial, yang menulis kalau mereka butuh me-time demi menjaga kewarasan. KEWARASAN. Luar biasa kan dampaknya. Salah kalau ada yang bilang urusan rumah tangga - anak - suami - plus pekerjaan kantor (kalau perempuan bekerja) itu nggak ada hubungannya dengan kesehatan mental.
Saya ada dalam barisan yang sama dengan perempuan-perempuan yang bilang seperti itu. Yes, saya selalu butuh me-time demi menjaga kesehatan mental saya. Me-time juga merupakan bentuk apresiasi terhadap diri sendiri. Gimana enggak begitu, silakan bayangkan sendiri urusan rumah tangga saya dengan empat orang anak plus keinginan untuk tetap eksis dalam berkarya. Hectic sudah pasti. Nggak usah dijabarkan ya, bahaya, terdeteksi curhat nanti judulnya.
Lelah adalah dampak yang diterima. Urusan pekerjaan rumah tangga yang membutuhkan tenaga fisik itu, masih harus ditambah dengan urusan psikologis, yaitu perhatian. Si saya yang cuma satu ini harus menjadi pohon dengan cabang-cabang perhatian yang siap menjulur ke lima arah: suami, anak sulung, si Kembar dan anak bungsu. Apakah urusan membagi perhatian ini melelahkan juga? Pasti, karena cukup menguras pikiran dan emosi juga. Makanya saya salut kepada perempuan-perempuan yang memiliki anak lebih banyak dari saya, plus manajemen rumah tangga yang rapi dan jarang terbaca status bernada keluhan di media sosial. Jempolan!
Untungnya, anak sulung sudah di usia dewasa dan mandiri, jadi kadar perhatian saya agak bisa dikurangi. Terus terang perhatian yang terbesar jatuh pada si Bungsu, karena sedang berada di usia pertumbuhan dan pengembangan karakter, jadi mesti ekstra perhatian supaya kesalahan-kesalahan dalam pola pengasuhan anak nggak terulang lagi. Tetapi sekarang justru yang sedang butuh perhatian ekstra adalah si Kembar. Mereka tengah menghadapi ujian masuk PTN. Kondisi mentalnya sedang tidak stabil, kadang-kadang tegar, nanti tiba-tiba galau dan rapuh.
Kalau sudah begitu, sayalah ibunya yang harus bermental baja. Pasang ekspresi poker face saat mereka kelihatan malas-malasan, kendor belajar, mulai meracau galau, percaya dirinya menghadapi ujian terjerembab, galau lagi soal jurusan pilihan, dan lain sebagainya. Sekuat tenaga menahan keinginan buat ngomel dan pasang tampang kesal apalagi sampai marah. Kalau saya sampai begitu, mereka bakal tambah down. Maka saya harus tampil sebagai super mom berhati seluas samudera, yang siap menghibur, menenangkan, memotivasi dan memberi solusi. Jujur aja ini pun melelahkan.
Kadang-kadang saya juga merasa sedih dan sama putus asanya, karena tahu kemampuan saya ada limitnya. Ingin membantu menyelesaikan soal-soal latihan ujian tapi nggak mungkin. Yang saya bisa hanya memperpanjang doa-doa dan memasak makanan kesukaan mereka. Anggap saja salah satu bagian dari usaha saya untuk mendukung mereka secara moril.
Belakangan ini saya perhatikan, usaha belajar mereka tambah keras dan waktunya jadi lebih panjang. Kadang-kadang sampai tengah malam, atau sengaja bangun tengah malam dan belajar sampai subuh. Supaya belajarnya tambah semangat saya sediakan camilan, barangkali mereka merasa lapar di tengah waktu belajar kan.
Kadang-kadang saya juga merasa sedih dan sama putus asanya, karena tahu kemampuan saya ada limitnya. Ingin membantu menyelesaikan soal-soal latihan ujian tapi nggak mungkin. Yang saya bisa hanya memperpanjang doa-doa dan memasak makanan kesukaan mereka. Anggap saja salah satu bagian dari usaha saya untuk mendukung mereka secara moril.
Belakangan ini saya perhatikan, usaha belajar mereka tambah keras dan waktunya jadi lebih panjang. Kadang-kadang sampai tengah malam, atau sengaja bangun tengah malam dan belajar sampai subuh. Supaya belajarnya tambah semangat saya sediakan camilan, barangkali mereka merasa lapar di tengah waktu belajar kan.
Saya memilih biskuit untuk camilan, karena biskuit pas dipadukan dengan susu atau kopi yang jadi minuman favorit mereka. Rasanya semua brand biskuit sudah diberikan dan beberapa di antaranya malah mereka sudah bosan. Untung saja saat belanja di Indomaret saya melihat satu kemasan biskuit yang menarik. Wah, peanut butter pula. Pas! peanut butter itu flavour kesukaan si Kembar. Ya sudah saya coba beli, dan mereka suka!
Jelas dong sekarang kenapa sekali-sekali saya butuh me-time. Pengen tahu nggak me-time ala Ina Inong? Rata-rata sih sederhana aja, kira-kira seperti ini gambarannya:
1. Di rumah saja. Curi waktu maksimal dua jam untuk melakukan kegiatan apa saja yang membuat rileks. Biasanya saya mengambil waktu antara jam sebelas sampai jam satu siang. Waktu di mana saya sudah selesai masak dan tinggal menunggu Keyaan (si Bungsu) pulang sekolah jam setengah dua. Seringnya sih nonton segala jenis hiburan dari Korea, sekarang ada niat diseling membaca novel lagi, kemudian menulis cerita anak. Kalau menulis untuk blog biasanya saya lakukan di malam hari, setelah Keyaan selesai belajar.
2. Bepergian sendiri. Kalau ada kesempatan bepergian sendiri ke luar kota, biasanya berkaitan dengan pelatihan atau workshop, walau kadang-kadang saya nggak punya waktu luang untuk bersantai, tetap saja saya hitung sebagai me-time yang berharga. Bahkan jika ada event yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Blogger juga saya hitung sebagai me-time, karena saya bisa lepas sebentar dari urusan rumah. Dalam hal ini pengertian pasangan itu syarat mutlak. Beruntung saya mendapat pasangan hidup yang mengerti luar dalam kebutuhan saya. Jika kegiatannya dalam lingkup berkarya dan positif, insya Allah dia selalu mendukung.
3. Kumpul-kumpul dengan teman. Kebetulan lingkup pertemanan saya nggak terlalu luas juga, jadi nggak terlalu repot untuk selalu eksis di lingkungan sosial. Saya memiliki satu (katakanlah) geng dengan usia pertemanan lebih dari 30 tahun, yap, saya dan geng sudah berteman sejak kami duduk di bangku SMP. Waktu kumpul kami yang sudah pasti bakal lengkap membernya, pas mudik Lebaran, semua pasti ngumpul di Bandung. Sesekali kami juga mengatur waktu bertemu di Jakarta, tapi ya nggak wajib, kalau waktunya pas saya sengaja berangkat ke Jakarta, kalau sedang tidak memungkinkan ya nggak memaksakan. Di lingkungan pertemanan yang lain, saya jarang ikut kumpul-kumpul kecuali ada reuni besar, kalau event langka seperti ini saya pasti menyempatkan hadir.
Sering juga terbersit keinginan untuk traveling sendiri ke satu tempat idaman, tapi beban moral mengalahkan segalanya, ya sayang uangnya, ya kasihan anak-anak pasti pengen ikut juga, ya belum percaya diri traveling sendirian, kecuali ada yang bayarin dan berkaitan dengan pekerjaan. Bukan kah kita harus profesional? *haha*. Yang jelas me-time membuat saya balance, walau hidup saya berat nggak akan ada yang tahu, karena saya bakal kelihatan selalu tersenyum dan berwajah semringah. Itulah The Power of Me-time 😇.
Ngomong-ngomong soal biskuit tadi, ini sambil ngetik saya juga ditemani biskuit Julie's. Pikir-pikir enak juga, biskuitnya ringan dan renyah. Peanut butternya gurih, saya yang biasanya nggak suka selai kacang, cocok sama peanut butter biskuit Julie's soalnya nggak asin dan rasa kacangnya terasa banget. Walaupun biskuit ini produk luar negeri, tepatnya dari Malaysia, dan belum tampak ada logo halal di kemasannya, tetapi sesungguhnya produk ini sudah mendapat sertifikat halal dari MUI. jadi aman dikonsumsi ya manteman yang muslim.
Eh, tapi sudah pada tahu belum kalau Julie's sedang mengadakan photo competition bertema Julie's Frame, jadi kamu tinggal bikin foto biskuit Julie's bareng dengan barang-barang yang mendukung aktivitasmu sehari-hari, upload fotonya di Facebook dan Instagram. Hadiahnya wow banget, pemenang akan mendapatkan microwave atau voucher belanja senilai jutaan rupiah. Rugi dong kalau sampai nggak ikutan, informasi lengkapnya dapat dilihat di sini, atau bisa dilihat di akun Instagramnya @Julies.ind. Kompetisi ini masih berlangsung sampai dengan tanggal 30 April 2018 nanti, jadi jangan sampai terlewat ya dan... good luck!
Love,
1 Comments
Nyemil sambil kerja enak, hehe. Belum pernah nyobain biscuit ini sih :D.
BalasHapus