LANGIT MUSIK, GAYA HIDUP BARU: MENIKMATI MUSIK TANPA BATAS



Waktu saya masih dalam kandungan, yakin deh Mamih saya belum familiar dengan manfaat musik klasik bagi perkembangan janin. Tapi, Papih saya penggemar musik klasik. Koleksi kaset musik klasiknya nggak main-main, walau masih kalah jauh sama koleksi bukunya (ini saya saksikan setelah saya besar tentu saja). Ya, biarpun nggak dengan sengaja memperdengarkan musik klasik pada saya, tapi sedikit-sedikit saya terpapar musik klasik juga kan setiap Papih memutar kaset koleksinya. Lumayan lah.

Papih saya memang pecinta musik, beliau juga menyimpan biola dan bas betot di rumah. Serius! bas betot gitu lho. Tapi, jujur aja saya belum pernah lihat Papih memainkan dua alat musik itu sampai akhir hayatnya 😁. Nggak tahu deh sebenarnya itu biola sama bas betot fungsinya apa, yang saya tahu dua alat musik berharga itu, tergeletak tak berdaya dan berdebu begitu aja di gudang.

Mamih saya bilang, Papih suka banget nyanyi lagu "Butet" setiap kali menimang saya. Itu lho, lagu dari daerah Tapanuli, yang mendayu-dayu dan melow banget. Isinya tentang curhatan seorang ayah yang sedang turut berjuang, pada putrinya yang ada di pengungsian. Pantesan saya bawaannya melow melulu ya, kebiasaan ditimang-timang diiringi lagu melow sih. Coba ditimangnya diiringi lagu disko, mungkin saya bisa lebih ceria orangnya *bahaha... bohong banget*.

Koleksi musik Papih nggak terbatas hanya musik klasik aja kok, lagu-lagu pop jaman 60's-70's juga banyak. Makanya saya nggak asing dengan nama-nama seperti Frank Sinatra, Pat Boone, Tony Bennet, Dean Martin, Nana Mouskouri, Connie Francis... nah lho... siapa tuh? 😁

Ketika duduk di sekolah dasar, saya mulai mengenal musik 80's dari kakak sulung, yang saat itu sudah duduk di bangku SMA. Jadi, mulai kenalan sama Madonna, Michael Jackson, Sting, Queen, dan the one and only Lionel Richie yang lagu-lagunya saya suka sampai sekarang. Dan masih banyak lagi lagu-lagu yang cukup meninggalkan kesan sampai saya "dewasa" sekarang ini.

Lagu Indonesia gimana? Karena waktu saya masih bocah sumber hiburan visual ya cuma TVRI, mau nggak mau santapan hiburan saya, terutama acara musik ya mengandalkan acara-acara musik yang tayang di TVRI. Kamera Ria, Album Minggu ini, Musik Malam Minggu, Aneka Ria Safari, Telerama, entah apa lagi... hanya segitu yang mampu saya ingat. Lumayan bervariasi juga ya. Dan lagi, acara-acara musik jaman dulu tuh ya pure acara musik. Nggak seperti sekarang, rata-rata acara musik dibumbui candaan yang bernada bully-bully. Ah, nggak asyik tuh.

Belum lagi paman-paman yang mengasuh saya pada ngefans berat sama artis-artisnya Bang Rinto, seperti Iis Sugianto, Nia Daniaty, Christine Panjaitan. Kalau penyanyi solonya, waktu itu yang lagi hits Ebiet G. Ade deh kayaknya. Tapi untungnya, saya nggak terkontaminasi selera musik paman-paman saya, malah sukanya sama Dian Pramana Poetra dan Vina Panduwinata. Anak-anak muda masa kini pasti roaming ya baca pengalaman musik saya ini 😂

Sedangkan perkenalan saya dengan lagu anak-anak tentu saja dimulai dari sekolah dan Bina Vokalia. Iya, Mamih rajin banget masukin saya ke les-les vokal semacam Bina Vokalia itu. Padahal, motivasi saya ikut Bina Vokalia hanyalah sebatas senang karena pulang les pasti diajak mampir jajan kupat tahu yang enak banget dekat tempat les, nggak kepikiran sama sekali buat jadi penyanyi.

Menginjak masa remaja, kiblat musik saya tentu dipengaruhi pergaulan. Waktu saya SMP, New Kids On The Block lagi hip-hipnya. Yah, ketenaran dan kegantengan mereka itu setara dengan One Direction lah ya di abad 21 ini. Terus untuk penyanyi solonya ada Tommy Page, wohow... Shoulder To Cry On adalah love song yang hits banget di era 90-an.


Hahahay niat banget bikin capture ini. Tapi, ada beberapa lagu 1D yang saya suka juga kok ^-^

Pengalaman-pengalaman di atas itulah yang membuat saya dekat dengan musik sampai sekarang. Walau saya nggak bisa memainkan instrumen musik apa pun, tapi saya bisa dibilang penikmat musik yang cukup berselera lumayan lah ya. Katanya sih kasta tertinggi dalam selera bermusik adalah penikmat musik klasik, jadi saya ada di tengah-tengah, sebelum kategori yang terjerembab banget, yaitu musik dangdut koplo*hehehe... no hard feeling ya*.

Malah belakangan ini, karena saya jatuh cinta pada drama korea, otomatis lagu-lagu soundtrack drama favorit jadi favorit juga, walau perjuangan juga sih nyari terjemahannya. Penting lho ini, kalau menyukai lagu-lagu dari bahasa asing, ya termasuk bahasa Inggris, kita harus waspada sama artinya. Jangan asal suka sama melodi atau penyanyinya, eh ternyata arti lagunya nyeleneh. Duh, nggak banget deh. Nah, begitu juga dengan lagu-lagu dari boy band dan artis-artis solo K-POP, walau musik mereka masih dianggap sebelah mata, sesungguhnya musik mereka dan suara mereka banyak kok yang keren-keren.

Bisa dibilang saya nggak bisa jauh-jauh dari musik. Ada waktu-waktu dalam hidup saya ini, yang dipakai khusus untuk dengerin musik. Musik itu salah satu pewarna kehidupan saya. Seperti dalam kisah drama atau film, musik dijadikan nuansa penguat jalannya cerita. Musik apa yang cocok untuk adegan sedih, menggembirakan, bersemangat, bahkan untuk keseluruhan jalan cerita drama atau film tersebut. Bagi saya, hidup bakal terasa hambar jika ada unsur yang tak lengkap, salah satunya musik.


Kapan Saya Butuh Musik?



Sekarang Dengerin Musik Nggak Ribet



Era digital ini memang luar biasa, jaman dulu kalau mau dengar musik ya mau nggak mau harus stay di rumah. Soalnya males banget kan kalau pergi-pergi harus gotong tape atau televisi demi pengen dengerin musik. Begitu teknologi mulai canggih dikit, terciptalah walkman si pemutar kaset portabel, tapi tetap aja nggak praktis, masa cuma bawa satu dua kaset, kalau perjalanan panjang kan bosan juga dengar lagu yang itu-itu lagi. CD player juga sama aja prinsipnya. Dan kemudian teknologi makin canggih rasanya ketika Ipod diciptakan, ini agak lumayanlah ya dari segi kepraktisannya, tapi kan Ipod termasuk barang mewah dan nggak semua lapisan mampu beli *termasuk saya-noted*.

Tapi sekarang, smartphone sudah bisa difungsikan juga sebagai music player. Era sebelumnya lagu-lagu harus dicopy dulu ke memori handphonenya. Kendalanya, jumlah lagu yang bisa disimpan terbatas karena harus menyesuaikan kapasitas memorinya. Tapi kendala itu nggak berlaku lagi ketika aplikasi-aplikasi musik online diciptakan. Kita bisa bebas menikmati musik kapan aja, di mana aja, dengan jumlah lagu tak terbatas hanya dengan mengandalkan aplikasi musik online di handphone. Benar, nggak? Cumaaa... catatannya, ada yang legal dan banyak yang enggak. Nah!


Mama juga mau dong jadi "Anak Langit"

Sebagai bagian dari masyarakat digital dan penganut gaya hidup kekinian, saya juga mengunduh aplikasi musik online di smartphone dari salah satu provider. Tapi kok lama-lama tarif langganannya makin mahal, tapi fitur-fiturnya sedikit dan yang paling parah nggak bisa dengerin lagi kalau kehabisan kuota paket data. Ngeselin banget deh.

Ini kejadian pas perjalanan mudik. Saya lupa nambah paket data, walhasil setelah dipake sosmedan sebentar, paket habis dan kegiatan streaming dengerin musik saya pun tamat riwayatnya. Bete dong melalui kondisi macet tanpa internet. Mati gaya lah saya, Saudara-saudara. Eh, tapi kok anak-anak ABG saya happy-happy aja. Selama macet mereka anteng dengan smartphone dan kabel headset manteng terus di telinga. Waktu saya tanya, jawab mereka cuma, "Makanya jadi Anak Langit dong."

Duh, apaan tuh Anak Langit? Rupanya, Anak Langit itu sebutan untuk pelanggan Langit Musik, aplikasi layanan musik online yang dikelola oleh Telkomsel bekerja sama dengan PT. MelOn Indonesia. Aplikasi ini menawarkan download dan streaming lagu secara legal tanpa batas, untuk penggunaan di PC atau handphone. Kemudian anak-anak bergantian menerangkan fitur-fitur di Langit Musik ini.

Waduh ketinggalan berapa ratus purnama nih, kok baru tahu ada aplikasi musik online yang asyik untuk handphone seperti itu. Coba deh simak, hasil contekan dari cerita anak-anakku berikut ini:




Lewat fitur JELAJAH / EXPLORE kita langsung disuguhi berbagai koleksi
lagu yang tersimpan di berbagai playlist yang dikelompokkan sesuai tema
lagu.

Pengelompokkan lagu berdasarkan mood atau genre sehingga memudahkan pengguna untuk mencari 
playlist sesuai yang diinginkan atau yang sedang dibutuhkan.

Koleksi lagu tersedia dalam bentuk album. Pengguna tinggal mencari penyanyi favorit dan album yang 
diinginkan. Puas deh bisa mendengarkan lagu-lagu dari penyanyi favorit lengkap satu album.

Kumpulan lagu-lagu favorit semasa remaja sampai lagu kekinian ada di Langit Musik. Bikin happy deh kalau begitu.
Tahu banget yang kumau.

Fitur #Tagstation lebih memudahkan lagi pengguna untuk memilih lagu karena pengelempokkannya
berdasarkan emosi (yang sedang dirasakan). Sedih, bahagia, galau, atau saat rindu kampung halaman dan
pengen dengerin lagu-lagu daerah asal... ada juga lho di sini. Lengkap!



Kalau nemu lagu-lagu yang baru denger terus suka, tapi nanti takut nggak bisa atau susah nemu lagi
bikin aja playlist sendiri buat nampung lagu-lagu favorit. 



Kalau mau nyari lagu apa atau artis atau tema lagu tinggal ketik kata kuncinya di kolom
CARI / SEARCH.
Iseng-iseng nyari Zion T, penyanyi KPop favorit
yang lagu-lagunya enak banget, eh ternyata ada
wah tambah happy nih pakai Langit Musik.



Nggak perlu galau kalau jaringan internet nggak tersedia, pengguna masih bisa mendengarkan musik secara offline. Tetapi kondisi ini hanya bisa dinikmati oleh pengguna yang berlangganan dengan jenis layanan PREMIUM mingguan atau bulanan.


Masih ingat kan alasan saya butuh musik? salah satunya adalah butuh inspirasi.  Sambil dengar musik paling enak emang ikutan nyanyi sama penyanyinya, nggak usah minder kalau belum hapal lagunya soalnya Langit Musik menyediakan liriknya. Eh, lirik lagu itu kalau dalem maknanya bisa mendatangkan inspirasi lho.

Ada fitur unik yang melengkapi aplikasi ini, yaitu TRENDING. Kita jadi tahu tren musik yang lagi hits di Indonesia. Nggak cuma itu, bahkan kita juga bisa tahu lagu apa yang sedang menjadi favorit masyarakat di provinsi tertentu. Seru juga nih.
BCL emang nggak ada matinya, ya. Di wilayah Indonesia Timur ternyata masyarakatnya suka dengan
lagu-lagu dari BCL. Tapi, lagunya Maroon 5 sepertinya menduduki tangga lagu terhits di Indonesia.

Ada point yang cukup penting juga, yang bisa dijadikan acuan pertimbangan untuk menggunakan aplikasi ini yaitu rating dari pengguna. Ini bisa dilihat di wall aplikasinya. Angkanya lumayan tinggi lho mendekati 4 bintang. Jadi kesimpulannya aplikasi layanan musik ini cukup rekomended.


Tuh, anakku juga ngasih ratingnya sampai 5 bintang,
hahah... padahal dia anaknya cuek abis. Mungkin dia
enjoy pake aplikasi ini jadi berani ngasih rating
tinggi.


Soal TARIF gimana nih aplikasi Langit Musik?

Tarif berlangganan aplikasi Langit Musik relatif murah dengan kelebihannya bisa mendengarkan musik secara
offline, jadinya kan bisa menghemat kuota pemakaian data.

Program Promo Menarik dari Aplikasi Langit Musik


Langit Musik sering banget ngadain promo berhadiah seperti ini. Gimana nggak tambah betah coba jadi Anak Langit, udah dikasih fitur yang segambreng, harga langganan murah, eh masih ditambah hadiah-hadiah yang bertaburan ini. Kalau rejeki kan nggak kemana, ya nggak? Coba rajin cek ke websitenya atau follow akun Twitter @langitmusik616 dan IG-nya di @langitmusik_616

*Hela napas... embus napas...*

Nah, gimanaaa? Seru kan cerita-cerita soal aplikasi musik yang bakal bikin hidupmu tambah asyik ini. Jadi, tunggu apalagi coba? Dikasih tahu fitur-fiturnya udah, tarif juga udah, bisikan promo berhadiahnya juga udah. Berarti udah siap dong jadi Anak Langit? Saya juga mau kok jadi Anak Langit, eh... apa Mama Langit ya? 


Love,








”Postingan blog ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Review Aplikasi Langit Musik kerjasama Langit Musik dan Warung Blogger”

14 Comments

  1. duh mb ina kok aku ga hapal semua ituh penyanyi favoritnya wkwkwkwk
    gudluck y mb

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah kamu lahirnya kan jaman si Komo lewat :D

      Hapus
  2. wah seru juga ya aplikasi musiknya.... kapan ya istriku hamil lagi... biar anaku jadi anak langit :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh bapaknya aja duluan jadi Bapak langit, gimana? :D

      Hapus
  3. Wah gaul bener nih. Aku juga suka mba denger Langit Musik

    BalasHapus
    Balasan
    1. ish... kalo hari gini gak gaul kelibas anak ABG gw dong, hahaha

      Hapus
  4. Oh ini kayaknya sama ama spotify nya indosat yaa :). Krn aku ga pake telkomsel sih.. Kayaknya semua provider emg udh nyediain aplikasi musik begii ya mba. Yg spotify aku jg langganan premium supaya bisa dengerin offline. Ga mahal juga, makanya aku register :p

    Skr memang jamannya dengerin musik pake cara mudah gini :D. Udah ga laku lah cd2 bajakan itu.. Mana kualitas suaranya jelek banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaya, masing2 provider udah punya andalannya, harga juga bersaing ya

      Hapus
  5. harus di coba nih aplikasi... banyak musik pasinya untuka menemani setiap harinya..

    BalasHapus
  6. Waaah, jadi nggak bakal bete ya kalau ada langit muzik

    BalasHapus
    Balasan
    1. pastinyaaa... dunia ceria sepanjang hari :D

      Hapus
  7. Keren yak zaman skrg mah apapun dipermudah...:)

    BalasHapus