JALAN-JALAN KE KUALA LUMPUR BERKAH NGEBLOG PART 4: VISIT HEADQUARTER MELILEA INTERNATIONAL ENTERPRISE


Huwaaa... baru bisa nerusin tulisan ini lagi. Blom basi kan? kelamaan sih ya, tapi kan yang namanya janji tetep harus dibayar, dan saya kadung janji mau nuntasin cerita jalan-jalan gratisan saya, yakan...

Kalau ada pemirsa yang belum tahu cerita awalnya, silakan mampir ke PART 3-nya dulu aja biar nyambung 😁, tinggal klik di sini .


Oke, jadi sepulangnya dari Melaka itu kita sampai Kuala Lumpur udah jam setengah sepuluhan malam dan langsung di bawa ke hotel. Kita nginepnya di Park Hotel, lokasinya cukup strategis karena dekat dengan pusat perbelanjaan Sungei Wang (SW) dan pusat perbelanjaan lainnya. Tapi... badan udah lengket pengen cepet-cepet ketemu air panas, jadi nggak mikir mau jalan-jalan dan belanja-belanja padahal mall itu masih pada buka, tambah lagi Miss Yusti yang jadi guide ngajak makan malam. Akhirnya, setelah settling kamar (dan aku sekamar sama Neng Gloria Morgen, pemudi yang penuh semangat, penulis muda berbakat, CEO sebuah organisasi nirlaba pula... WOW! ) beres-beres koper, dll, kami pun dengan mata udah berat nyari makan. Nggak bisa nyari tempat makan yang fancy karena udah pada tutup, makan malam pun terjadi di sebuah food court yang makanannya enak-enak sih menurut ukuran aku mah.

KEESOKAN HARINYA...

Kita janjian breakfast cepet di hotel. Maksudnya sih supaya sempat curi waktu ke Sungei Wang dulu, sebelum acara wajib siang harinya. Malam sebelumnya kita janjian sama Miss Mona dijemput jam 11 waktu KL, teng! Nah kita masih punya waktu sejam aja buat cuci mata di SW, soalnya pusat belanja itu baru buka jam sepuluh.

Sebelum jam sepuluh kita udah mejeng di depan SW, soalnya kan dari hotel tinggal nyebrang aja. Pintu masuk masih ditutup, jadi kita apalagi kalau bukan foto-fotoan dulu. Jam sepuluh kurang sepuluh menit, rolling door toko udah diangkat tapi securitynya saklek, tetep aja kita nggak boleh masuk. Begitu, teng! jam sepuluh barulah kita dipersilakan masuk dan toko masih sepiii... hehehe...



Nggak banyak cerita sih di sini, karena saya baru liat-liat aja, pernak-pernik buat oleh-oleh tapi harganya mahal-mahal juga dan susah ditawar, jadi saya baru beli sedikit aja. Tapi lagi-lagi saya beli SEPATU... hahaha...soalnya ini butuh banget. Kepikiran hari itu bakal keliling-keliling lagi dan saya nggak mungkin bisa ber-high-heels sepanjang hari.

Perasaan sih baru bentar aja muter-muter di SW, begitu liat jam... yampoon udah jam sebelas kurang seperempat. Saya sempet jalan bareng Mbak Belinda, tapi memisahkan diri begitu Mbak Belinda mau beli ini itu dulu, akhirnya saya balik ke hotel sendirian.

Jam sebelas teng! semua udah kumpul di lobby hotel kecuali Mbak Belinda. Lhaaa... kemana nih si ibu satu itu, dikontak pun susah. Akhirnya, setelah ditunggu sekitar (nyaris) dua puluh menit barulah beliau menampakkan diri, plus barang bawaan yang segambreng 😂. Jagoan deh si ibu ini, bisa belanja sepatu, baju, tas dalam tempo yang sesingkat-singkatnya... juaraaaa...

Setelah semua lengkap dan duduk manis di mobil, kita pun cusss ke perhentian pertama, yaitu Twin Tower alias Menara Kembar Petronas. Yakali kurang afdol kalo ke Malaysia khususnya KL sampe nggak mampir ke sini. Akibat jadwal yang super ketat, kita nggak langsung ke lokasinya sih, cuma mampir di tempat semacam taman gitu, entah apa namanya, dengan latar belakang view si menara kembar itu. Dan ternyata banyak juga rombongan yang foto-foto di situ.

Beneran ini bukan photoshop, asli... bekronnya twin towers
Setelah puas foto-foto dengan bekgron menara kembar, kami digiring lagi menuju Istana Negara Malaysia. Wah, cuaca mulai panas dan terik, sementara di kawasan istana ini minim pepohonan rimbun. Di sini pun kami nggak bisa masuk, cuma bisa lihat istana  dari kejauhan aja, karena memang sehari-harinya Istana Negara nggak dibuka untuk umum, kecuali mungkin jika ada tamu negara.  Tapi, setiap hari raya, keluarga istana mengadakan acara open house gitu, jadi siapa saja boleh datang berkunjung dan menjumpai keluarga istana.


Nggak tahan lama-lama foto-foto di istana saking panasnya, kami langsung kabur lagi. Destinasi selanjutnya adalah Cocoa Boutique. Ini semacam pusat belanja cokelat bikinan sendiri, karena selain toko ada juga tempat membuat cokelatnya, semacam pabrik mini lah dan sengaja dibuat terbuka, supaya tamu-tamu yang datang bisa ngintip proses pembuatan cokelatnya. Tempat ini semacam butik cokelat yang terkenal gitu deh di Malaysia dan memang menjadi destinasi tour wisatawan.

Di sini kami disambut koko-koko yang cakep tapi pelit senyum. Rupanya setiap tamu yang datang akan ditemani oleh seorang sales person gitu. Tamu akan diberikan edukasi soal jenis-jenis cokelat, terus dikasih kesempatan nyicip-nyicip setiap jenis cokelat dan akhirnya (diharapkan) sih memborong produk cokelat yang dijual di situ.



Kami melihat-lihat dulu produk-produk cokelat yang dijual. Ada berbagai macam jenis, rasa dan udah pasti bikin ngiler. Tapi... sayang sungguh sayang harganya nggak cocok sama dompet. Iya, buat ukuran turis ngepas kayak aku sih... mahal lah ya, harganya rata-rata di atas 50 ringgit sampe ratusan ringgit. Mau beli kolektif juga tetep aja jatuhnya mahal. Akhirnya kami nggak beli apa-apa di situ. Maafkan kami ya Miss Mona, kamu jadi nggak dapet komisi bawa kami ke situ 😘😘

Beres dari tempat cokelat, kita langsung menuju kawasan Bangsar tempat kantor pusat Melilea berada. Sampai di situ udah jam satu lewat, nyaris setengah dua. Kemudian Miss Yusti membawa kami ke kafe Bali View untuk makan siang. Nggak jauh-jauh tempatnya, masih berada satu area dengan lokasi kantor. Jadi setelah makan siang, kami tinggal berjalan kaki aja ke kantor Melilea itu.

Menu makan siang si Bali View ya nyerempet-nyerempet masakan Indonesia juga. Ini bukan makanan saya semua, sebagian punya teman-teman yang lain. Porsi lauknya banyak banget senampah gitu, bisa buat berdua, jadi tinggal nambah nasi aja.
Kalau saya karena pengen yang seger-seger jadi milihnya nasi sama tom yam aja plu minumnya es cincau gula aren.

Kabarnya Datuk Alan bakal ikut nimbrung lagi, tapi ternyata nggak bisa karena persiapan untuk acara seminar terlalu mepet waktunya.

Setelah kenyang makan siang dan ngobrol-ngobrol, kami pun beranjak menuju kantor. Di kantor kami di sambut oleh staf-staf Melilea Kuala Lumpur yang ramah-ramah, salah satu di antaranya yang saya ingat namanya hanya Miss Shiva, yang lainnya lupa. Mereka masih muda-muda usia dan manis-manis. Tampak sehat secara fisik dan kulitnya bagus-bagus.

Kami dipersilakan melihat-lihat lobby kantor yang difungsikan sebagai tempat display produk, ruang tamu, dan tempat transaksi agen-agen kalau membeli produk-produk Melilea.

Maksud hati ingin seperti Datuk Stella tapi apa daya ukuran lingkar pinggang aja udah beda jauh banget *periiiih*

Sebagian dari produk Melilea yang didisplay, kebanyakan health suplemen, personal care dan  perawatan kulit
Setelah puas melihat-lihat kami diajak naik ke lantai 3. Lantai ini seluruhnya difungsikan sebagai pusat kegiatan member Starladies. Masih ingat kan lembaga pengembangan diri yang didirikan Datuk Stella  untuk kaum perempuan di Asia, nah member dari Stellavingze ini disebut Starladies.

Mulut langsung nganga deh lihat interiornya. Fasilitasnya juga lengkap, mulai dari ruang pertemuan yang dilengkapi mini bar, ada spa lengkap dengan locker room dan toiletnya yang nyaman, Gym, dan ruang senam atau yoga. Wih, Datuk Stella baik banget sih... tolong adopsi saya jadi foster sister dong 😂.



Kerennya lagi, semua interior ruangan dan kantor itu adalah rancangan Datuk Stella sendiri. Hmm... money talks... ada uang ada barang... high quality dan udah pasti luxury looks-nya dapet banget.

Nggak terlalu lama juga kami menghabiskan waktu di sini karena udah digiring lagi ke lantai berikutnya, yang ternyata adalah hall untuk seminar atau mungkin acara-acara kantor lainnya. Dan ruangan sudah berisi tamu-tamu yang berpakain formal. Pria-prianya mengenakan setelan jas dan berdasi rapi, para wanita bergaun formal walau bukan ballgown ala-ala red carpet gitu, pokoknya semua tampak formal.

Ternyata eh ternyata, tujuan kami ke kantor pusat itu bukan cuma semata-mata tour seperti dugaan saya sebelumnya, tetapi karena hari itu bertepatan dengan acara seminarnya Datuk Alan dalam rangka menyambut agen-agen Melilea dari Thailand dan sebagian dari Singapura dan Taiwan, jadi kami juga disuruh ikutan. Wah... wah... wah...

Dengan malu-malu karena minder ngerasa saltum, kami memasuki ruangan dan langsung dipersilakan duduk di dua barisan paling depan. Wah... berasa jadi tamu kehormatan. Ruangan temaram karena big screen yang menjadi latar belakang panggung sedang menayangkan video perjalanan karir Datuk Alan dan Datuk Stella, founder dan CEO Melilea International Enterprise.

Gemuruh tepuk tangan menyertai berakhirnya video dan kemudian MC memanggil Datuk Alan untuk tampil. Oh wow, pria yang tampak bersahaja waktu makan siang kemarin itu, sekarang bertransformasi menjadi sosok yang keren, aura seorang pengusaha sukses dengan cabang perusahaan tersebar di 9 negara benar-benar keluar *tepuk tangaaaaan*.


Di awal sambutannya, Datuk Alan memperkenalkan kami sebagai teman-teman Blogger dari Indonesia, wow... kaget sekaligus diam-diam bangga dan merasa berharga banget dikenalkan secara khusus seperti itu dan jadi punya kesempatan mejeng membawa nama Indonesia di kancah Asia 😂 *yakaliii udah berasa jadi Duta Persahabatan ASEAN* hahaha...

Kemudian Datuk Alan memperkenalkan agen-agen di level tertinggi dari Thailand, disambung dengan presentasinya mengenai Melilea. Selain pria-pria yang sudah berumur, ada yang nyelip satu seorang pemuda ganteng (cocok jadi bintang drama Thailand), kalau nggak salah sih putra dari salah satu agen juga dan ikutan jejak ortunya jadi agen dan sukses menduduki level tinggi dalam hirarki karier Melilea sampai bisa menyelesaikan pendidikannya atas biaya sendiri.

Presentasi Datuk Alan ini lucu juga karena dibawakan dalam beberapa bahasa. Inggris, Thailand (karena beliau pernah tinggal di Thailand cukup lama), Mandarin, Melayu dan Bahasa Indonesia! itu dilakukannya kalau sedang menyapa atau bercerita mengenai pengalamannya di Indonesia.

Datuk Alan ini cocok banget jadi pembicara seminar. Gaya bicaranya santai tapi jelas dan humoris, membawa suasana jadi segar dan nggak membosankan. Apa sih yang diceritakannya? Kalau saya jelaskan ya bakal nyambung lagi jadi Part 5, dan selesai baca postingan itu kamu udah lulus dan bisa direkrut jadi agen Melilea , jadi saya ceritanya lewat foto aja ya 😂

ORGANIC LIFESTYLE

Pokoknya inti dari seminarnya Datuk Alan itu adalah how you are doing a healthy lifestyle dengan bahan-bahan organik.

Definisi organic lifestyle versi Datuk Alan adalah "die without sickness". Simpel aja ya, tapi maknanya dalam. Dari definisi inilah berangkat niatnya untuk terjun dan fokus mendalami dunia organic lifestyle dan memproduksinya secara besar-besaran, untuk disebarkan/ditularkan ke masyarakat dalam skala yang lebih luas lagi.


Presentasi Datuk Alan super lengkap, mulai dari cerita pengalamannya membangun bisnis dari nol bersama istrinya, sempat gagal karena ditipu partner bisnisnya dan kemudian bangkit lagi benar-benar hanya dengan tenaga berdua saja. Kerja keras mereka berdua sekarang membuahkan hasil, dari hanya memproduksi suplemen kesehatan, sekarang produk mereka telah merambah ke beauty suplements, personal care sampai home care dengan bahan-bahan organic yang ramah lingkungan.

Beliau juga dengan gamblang menjelaskan visi, misi perusahaan dan prinsip-prinsip bisnisnya. Melilea International Enterprise ini 100% sahamnya dimiliki oleh Datuk Alan dan Datuk Stella aja, pengalaman buruk dengan partner bisnis,membuat mereka jera untuk membuka ruang bagi orang lain sebagai partner.

Dalam presentasinya tentu saja dijelaskan mekanisme kerja dalam Melilea ini. Datuk Alan menegaskan kalau Melilea bukan MLM, walau mekanisme keagenannya sedikit mirip MLM, tetapi pembagian keuntungannya jauh melebihi sistem MLM. Baiklah...

Setelah acara presentasi selesai, acara diteruskan dengan pesta akhir tahun ala-ala kantoran, sekalian pesta natal. Ketika segmen ini digelar, kami gunakan kesempatan itu untuk menunaikan sholat. Dan di kantor Melilea ini ada mushola mungil dengan toilet yang bersih dan nyaman untuk tempat berwudhu. Syukurlah, pemilik perusahaan masih memperhatikan kebutuhan ibadah karyawan-karyawannya yang muslim.

Bu Yusti pun sebagai guide kami pengertian dengan membiarkan kami mengambil waktu perayaan natal itu untuk sholat dan istirahat sebentar. Setelah acara perayaan natal selesai, kami dijemput lagi karena sekarang segmen acara adalah surpraise party untuk Datuk Alan. Wow, ternyata hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun Datuk Alan.

Birthday Boy didaulat untuk menyanyikan lagu diteruskan dengan berdansa rame-rame sama karyawan.... dimana-mana sama aja ya, selalu ada kesempatan ngerjain Boss... hahaha

Acara makin seru waktu Si Boss nyanyi sambil lempar-lemparin poster, wakakak... insting gelow saya kumat untungnya kompakan sama rombongan piknik kita, trus kita berlagak lagi nonton konser ... HAHAHA... lambai-lambai tangan, eh ikutan rebutan poster wakakak... trus buka poster trus dilambai-lambai kiri-kanan... bwaaahahah... kelakuan. Audience makin heboh, yang rebutan poster udah kayak rebutan sembako. Mbak Belinda yang badannya mungil nyaris kegencet, kalo nggak keburu ditarik Hana apa Gloria gitu. Pak Obos kliatannya bahagia liat tamu-tamunya ikutan seru-seruan. Ya, nggak apa-apa kan ya nyenengin tuan rumah yang udah nraktir kita jalan-jalan sampe puas gitu.

Acara ditutup dengan pembagian telur emas, itu lo tradisi orang Taiwan kan setiap akhir tahun suka ngasih telur emas (telur rebus yang disepuh warna emas), sebagai simbol keberuntungan dan harapan membawa kehidupan yang lebih baik di tahun depan. Kami juga disuruh ikut ngantri sama Bu Yusti... ya ayo deh buat seru-seruan aja. Hihihi...

Tuh itu yang dipegang sama Alida dan Herva posternya wakakak... fotonya keren lho kayak bintang film Taiwan, karena poster aku mah udah lecek mau difoto jadi jelek... kalau Alida sama Herva kabarnya posternya ditempel di kantor sebagai penyemangat kerja *bwihihihi... becanda kok*
Naaaah... selesai sudah cerita lawatan saya ke negeri jiran gara-gara menang lomba review buku. Alhamdulillaaah... lunas ya janji saya. Semoga bisa diambil hikmahnya, menular keseruannya, dan ada manfaatnya, aamiin...

Kok lelah ya... hihihi... oke deh sampai ketemu lagi di cerita jalan-jalan (semoga gratisan lagi) yang lain... bye bye... i wont forget... the way you're kissing... la la la la laaaa *loh kok terngiang lagi nyanyiannya Pak Boss* hahaha... udahan ah... dadaaaaaah.

Love,



18 Comments

  1. Mana foto yaang rebutan poster? Hahhahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan aku ikut rebutan hahahah... kirain Bu Yusti bakal fotoin wkwkwk

      Hapus
  2. Wiiiiih, bikin mupeng. :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi... mbak Anisa yuk pergi yuk ntar saya anter hehe

      Hapus
  3. Balasan
    1. iya walau sama2 masakan melayu tapi beda bumbu deh kayaknya

      Hapus
  4. Kapan bisa jalan2 ke Kuala Lumpur gratisan? :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisaaa insya Allah ada rejeki dan kesempatan

      Hapus
  5. mau dooong digiring macam beginii #ngiri xixixi.. seru bgt mbak perjalanannya, ikut bangga jd blogger Indonesia *eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya lho aku aja sampe degdegan sendiri... xixixi

      Hapus
  6. Btw utk ladang organik melilea ada di KL atau di amerika sono ya..
    Sy sempat ikut seminar melilea dan produknya memang top banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. di Amerika Mbak, tapi mereka mulai eksplor satu wilayah di Cina sepertinya mau ekspansi ke sana.

      Hapus
  7. wkwkwk posternya ketinggalan di royal mba :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti disimpen room boy yang bersihin kamar, disangkain artis Taiwan :D

      Hapus
  8. wah ... asyiknya bisa jalan-jalan ke Kuala Lumpur

    BalasHapus
  9. Haloooo mbak Ina 😊 blognya superrrr bgts ya keren deh bisa2 jln2 berkat ngeblog. Smg suatu hari nanti aku bisa srperti mbak Ina 😄 Dalam kenal yaaaa tks

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Nurul, iya... alhamdulillah, jadi makin cinta ngeblog :D

      Hapus