Index pengalaman kesetrum saya cukup tinggi loh *kok bangga :D*. Parahnya, sejarah kesetrum dimulai sejak masih balita. Itu juga cerita dari Mami dan kakak-kakak, soalnya saya sendiri udah nggak ingat lagi. Yang sempat saya ingat, dulu rumah masa kecil saya kan rumah jadul ya, lantainya agak lembab gitu, ada bagian yang kalau pas mati listrik gara-gara ngejeplak sekeringnya, dan kalau kita jalan di atas situ berasa... rrrreeed gitu ada kejutan listrik.
Kemudian, masa kuliah pernah kesetrum di Lab Komputer, perasaan saya saat itu? shock dan malu, habis asisten dosennya ganteng tapi ngetawain saya bukannya menenangkan *langsung dicoret dari daftar gebetan*.
Setelah jadi ibu rumah tangga masih aja suka kesetrum, yang tersengat kabel setrika lah, kesetrum komputer lah, colokan dispenser, dan yang paling seram sih tragedi mesin cuci karena ada di area basah. Walau ya nggak sampai pingsan, tetap aja shock dan sempat trauma beberapa lama, jadi parno kalau mau copot-sambung alat listrik ke stop kontak, ujung-ujungnya minta bantuan ke orang.
Walau begitu saya masih merasa beruntung karena kesetrumnya masih level kecil-kecilan, coba kalau levelnya tinggi semacam kesambar petir, maka saya akan.... menjelma menjadi Elektra *deuh ter-Supernova sekali*. Ya, pokoknya masih sehat walafiat sampai sekarang.
Tapi coba deh lihat bagan di bawah ini. Saya sendiri setelah melihat bagan tersebut jadi sadar bahwa listrik nggak bisa dianggap enteng dan bukan makhluk yang asyik diajak main.
Ngeri kan, dan yang harus dilindungi dari bahaya listrik kan bukan diri sendiri aja, anggota keluarga yang lain pun harus terlindung dari bahaya listrik. Bukan hanya itu bahayanya, potensi kebakaran di rumah pun sebagian besar penyebabnya adalah hubungan arus pendek.
Jangan bilang kalau urusan listrik, karena berbau teknik, adalah urusan Pak Suami. Nooo, Buibu... kita juga harus paham, kan kita yang paling banyak ada di rumah *ibu rumah tangga maksudnya*, ya seandainya ibu bekerja minimal kan bisa memberi pengarahan sama yang nunggu rumah.
Beruntung deh minggu kemarin saya ikutan acara bincang-bincangnya KEB bekerjasama dengan Schneider Electric. FYI aja, SchneiderElectric ini adalah perusahaan manufaktur peralatan listrik asal Perancis, yang sudah beroperasi selama 43 tahun di Indonesia ini.
Walau penuh lika-liku perjalanan saya ke acara ini dan datang kepagian *hehe* saya nggak menyesal deh ikut nimbrung di acara yang diadakan di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat. Sebelum acara dimulai, kami dijamu makan siang dulu. Duuuh... buffet-nya Hongkong Cafe emang yahud. Enak-enak banget makanannya, lelah saya karena harus nunggu nyaris dua jam sebelum cafe itu buka pun, terbayar sudah ^_^
Selesai makan siang dan berkenalan dengan teman-teman Blogger yang baru ketemu, acara pun dimulai. Diawali oleh speech-nya Mak Sumarti Saelan alias Mak Icoel, kemudian disambung permainan tebak kata yang diasuh *halah diasuh* oleh Mak Tanti Amelia. Ide keren ini sukses membangkitkan kesadaran peserta yang nyaris hilang akibat kekenyangan.
Selesai acara permainan, sesi bincang-bincang pun dimulai. Sesi ini dipandu oleh Mak Mira Sahid dan Pak Frankco Nasarino, selaku perwakilan dari Schneider menjadi pembicaranya.
- Tempatkan stop kontak di lokasi yang nggak mudah dijangkau oleh anak kecil, terutama balita ya. Misalnya di balik pintu, di samping bufet atau lemari.
- Jangan menumpuk sambungan di satu stop kontak. Biasanya nggak sadar kan numpuk-numpuk sambungan pakai sambungan T. Jatahnya kan 3-4 sambungan kan ya kalau T connector itu, jangan nekat ditumpuk lagi sama satu atau malah dua sambungan T lagi, bahaya loh.
- Pastikan instalasi listrik di rumah menggunakan alat-alat listrik yang sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
- Pemasangan instalasi listrik nggak boleh sembarangan loh ya, harus oleh petugas yang ahli di bidang kelistrikan dan bersertifikat.
- Lakukan pengecekan berkala. Menurut Pak Rino waktu ideal pengecekan alat-alat instalasi di rumah itu adalah setiap sepuluh tahun sekali. Tapi, nggak ada salahnya juga kalau sebelum jatuh tempo kabel-kabel listrik dicek, siapa tahu udah ada yang gundul digigitin tikus. Ada cara sederhana kalau kabel listrik mau awet. Sebelum dipasang, kabel-kabel diolesi minyak, maka akan aman dari gigitan tikus. Tapi,minyaknya jangan yang bekas ngegoreng ikan asin ya, Bu, tikus sih malah doyan.
Tapi yang paling penting, kita harus tahu dulu peralatan instalasi listrik yang digunakan untuk mengamankan rumah dari bahaya listrik, seperti kebocoran arus dan korsleting. Nah, arus bocor ini yang bikin saya suka kesetrum. Dan kembali Pak Rino yang baik hati dan sabar, menjelaskan satu demi satu peralatan listrik yang penting, termasuk seluk-beluk listrik secara lengkap.
1. MCB
Kependekan dari Miniature Circuit Breaker. Biasanya begitu pasang instalasi listrik dari PLN langsung dipasang alat ini. Fungsinya sebagai pengaman hubungan singkat (korsleting) juga pengaman dari penggunaan beban berlebih. Di rumah suka mati listrik tapi bukan karena pemadaman listrik dari PLN, ciri-cirinya ada bunyi kayak ngejepret gitu kan. Nah, itu tandanya penggunaan listrik di rumah Buibu melebihi daya yang semestinya.
Harus berapa banyak MCB yang terpasang di rumah? Itu tergantung dari daya yang dipasang. MCB yang dikeluarkan oleh PLN itu rata-rata 2 A. Idealnya MCB itu dipisahkan sesuai penggunaannya, misalnya untuk barang elektronik, lampu, peralatan dapur elektrik. Supaya apa? terhindar dari kerusakan barang elektronik. Listrik yang nggak stabil pengaruh juga loh ke barang eketronik.
2. ELCB
Kependekan dari Earth Leakage Circuit Breaker. Fungsinya mendetekasi kebocoran arus. Bila terjadi kebocoran, ELCB ini akan memutuskan arus listrik ke grounding, jadi nggak kan kejadian tuh lantai "ngerenyed" alias nyetrum seperti lantai rumah saya dulu. ELCB dipasang berdampingan dengan MCB.
3. RCBO
Kependekan dari Residual Current Circuit Breaker with Over Current Protection. Wih, panjang ya, harusnya disingkatnya RCCBOCP (ROBOCOP?) nah itu makanya disingkatnya RCBO aja biar nggak siwer *hehe*. Fungsinya untuk memutus arus listrik secara otomatis bila terjadi hubungan arus pendek dan memutus arus listrik saat terjadi kebocoran. Bisa dibilang RCBO ini adalah gabungan MCB dan ELCB dalam satu komponen.
Alat ini merupakan inovasi terbaru dari Schneider Electric dengan tujuan supaya pengunaannya lebih efisien dan dengan bentuknya yang lebih slim sehingga bisa menghemat ruang dalam kotak MCB. Menurut Pak Rino, utamakan pemakaian RCBO dipasang di sirkuit listrik yang berada di area yang lembab, seperti kamar mandi,dapur, sekitar kolam renang, dan sirkuit listrik yang terjangkau oleh anak-anak.
Dari segi harga, RCBO ini lebih murah dibanding MCB dan ELCB. Jadi menggunakan RCBO sudah pasti jauh lebih hemat kan. Dan Pak Rino punya kabar gembira, bukaaaan RCBO nggak bisa diekstrak *jayus ah jokenya*. Berita gembiranya, Schneider sedang mengadakan promo, pembelian RCBO (berapa aja) gratis ongkos pasang. Asal tahu aja, untuk rumah yang berdaya besar, biaya pemasangannya berkisar antara IDR 750.000 - IDR 2.000.000 lumayan kan.
Kira-kira demikianlah paparan seluk-beluk listrik di rumah kita. Mulai dari bahayanya, tips pengamanannya, dan alat-alat safetynya. Gimana Buibu, mulai sekarang dartrik yuk*sadar listrik maksudnya, darkum ala ala gitu...* supaya rumah terhindar dari potensi kebakaran dan anggota keluarga juga bebas dari sengatan listrik.
Eh, tapi acaranya belum selesai. Masih ada serangkaian acara yang seru-seru loh. Misal, lomba beregu merakit MCB. Nah, saya sukses cuma megangin kotak komponennya aja, abis nggak ngerti lihat kabel yang "pabaliut" itu. Setelah itu diadakan sesi tanya-jawab sambil menikmati hidangan coffee break. Agendanya, teman-teman bertanya, Pak Rino menjawab, saya ngemil dan minum teh *eng...*.
Pokoknya seru deh acara ini. Membuka wawasan baru soal kelistrikan dan memberikan kesadaran (khususnya saya) bagaimana cara mengupayakan agar rumah dan keluarga terhindar dari bahaya listrik. Ibarat peribahasa acara ini bagai sekali dayung, tiga pulau terlampaui. Ilmunya dapat, senang-senangnya dapat, kenyangnya juga dapat *bwehehehe*.
Kalau ada yang kurang jelas dan ingin bertanya soal produk-produk dari Schneider, atau mengenai promo yang sedang berlangsung (berlaku untuk Jabotabek aja ya...) silakan menghubungi:
Schneider Indonesia Pusat Layanan Pelanggan ( Jakarta):
Hotline : 1500055
Fax : 62-21-750441516
Email : Customercare.id@Schneider-electric.com
Love,
Love,
29 Comments
Gamesnya seru yaa..masih tentang utak atik perlengkapan listrik juga ya mak :)
BalasHapusIyak tapi belum2 aku mah udah pusing liat kabelnya :D jadi bagian megangin sama muter obeng aja deh :)))
BalasHapusEmak-emak yang semula enggak tahu listrik, kemarin ajdi tambah ilmu ya mba,.
BalasHapusSalam kenal mba, blogmu cakep
salam kenal juga Mbak Nefertite, makasih udah mampir. Iya, seneng deh dapet kesempatan acara-acara seperti ini, ilmu dapet dan titik titik juga dapet :))))
Hapussalam kenal mba Ina, blognya kecee. Semoga next event bisa ketemu lagi yaaa.
BalasHapusHai Ayuuu,kita kan duduk sebelahan :D iya semoga kita sering ketemu lagi
HapusNumpuk sambungan di stop kontak itu susah dihindari buatku, terutama kalo lagi bekpekeran. Satu colokan dipake rame2. Huhu..
BalasHapuskalau sesuai jumlah terminalnya mah gak papa kan, yg dihindari itu sambungan T utk 3 terminal salah satu lubang colokannya ditumpuk pake T lagi, jadi 6 sambungan kan, makanya jd overload :D
Hapuskesetrum itu memang mengerikan ya
BalasHapusmau kecil mau besar tetap saja bikin trauma
semoag kita semua dan keluarga terlindungi dengan listrik yang aman ya mak
Iya,bikin parno mau nyolokin kabel apa2, jd tergantung sm orang :)
HapusWah, InabInong, emang serem kl udah ngebayangin korslet listrik. Ulasannya lengkep bngt. Salut.
BalasHapusiya Bun kl denger berita kebakaran akibat listrik jd suka degdegan kl pas ninggalin rumah. Pokoknya emang gak bisa dianggap enteng listrik ini.
HapusMakasih udah mampir Bunda.
iya Bun kl denger berita kebakaran akibat listrik jd suka degdegan kl pas ninggalin rumah. Pokoknya emang gak bisa dianggap enteng listrik ini.
HapusMakasih udah mampir Bunda.
Aku juga sering kesetrum *toss* tapi dari seringnya kesetrum, aku jadi lebih hati-hati lagi kalau berurusan sama listrik dan kabel. Leat acara ini, aku juga jadi tahu apa aja perangkat listrik yang wajib ada di rumah :)
BalasHapusiya ya Husna saya sm suami suka gak aware gitu kl ada kabel ngelupas pdhl bahaya jg ya bisa korslet
HapusYeay banyak dapet ilmi dan wawasan baru dari event ini. Jadi udah tahu deh harus ngapain biar rumah terhindar daei bahaya listrik :D
BalasHapusSalam kenal kak ina inong:)
Hai Ifa, makasih udah mampir. Iya setuju, event ini banyak manfaatnya dan kenyang :)))
Hapus...Aku pernah kesetrum rasanya kek kesemutan tp tetep aja takut...
BalasHapusiya Mbak Ety, aku tuh suka apes aja kena setrum dari kabel yang ngelupas gitu
HapusMaaakk, miss you already :( Hahahaha. Semoga Schneider kapan-kapan mengunjungi emak-emak Jogja.
BalasHapusmiss you tooo, sehat-sehat ya Mam, ih kalo Schneider ke Jogja suruh ajak aku ya :)))
HapusMak Ina, aku juga kesetrum pas masi kecil maaak..
BalasHapusAsdos gebetannya yaah hihiyyyy..
Moga kita dijauhkan dari bahaya listrik yaa mak :)
hahahah tadinya si asdos jadi kecengan tapi setelah gak ada empatinya pas aku kesetrum delete langsung :))) iya sekarang lebih hati-hati apalagi punya anak kecil
HapusJadi penting banget ya kita tahu soal listrik, soalnya kita yg sering dirumah
BalasHapusBanget, dan lagi kan punya anak kecil duh gak kebayang kalo dia yang kesetrum
Hapusjadi paham yes
BalasHapusyesss mak Uli, semangat ya bebenah listrik :D
HapusNgeri banget sering kesetrum, Mbak. Untungnya sekarang ada alat kayak RCBO ini ya.
BalasHapusiya, gak parah sih cuma kaget sih tetep, sekarang aware banget nih soal listrik berkat kuliah singkat dari Pak Rino
Hapus