DARI ACARA BINCANG BUKU KEBAHAGIAAN YANG KUTAHU



Nggak rugi deh jauh-jauh menempuh jarak antar provinsi, numpang mobil elf pengap (karena transportasi tergampang dan bisa turun pas depan tempat tujuan) demi hadir di acara bincang buku bertajuk "Kebahagiaan Yang Kutahu", karya Datuk Stella Chin ini. Kenapa coba? bukan cuma pengen ngukur kadar kebahagiaan diri sendiri sih *hehe* tapi saya memang gitu sih orangnya, kalau ada acara yang berhubungan dengan buku, langsung nafsu.


Maka hari Rabu kemarin, tanggal 14 September, saya pergi ke Jakarta, tepatnya ke toko buku Gramedia, Mall Central Park, dimana acara bincang buku ini berlangsung. Undangan sih pukul 14.00 WIB, tapi acara agak sedikit molor. It's okay... karena sambil menunggu dimulainya acara, peserta dijamu dengan kue-kue kecil yang cantik, plus minuman cokelat hangat dari gerai kopi terkenal, sebut saja Starbucks *hahaha*


aneka snack yang menggoda, apa daya udah keburu makan siang jadi gak nyicip
source : dokumen pribadi
Sambil ngemil dan menikmati cokelat hangat, para tamu berbaur saling berkenalan. Wah, kayaknya ini acara bincang buku paling rame deh yang pernah saya ikutin. Pesertanya sampe membludak. Para wanita istimewa ini datang dari berbagai komunitas, yang paling seru dari WIB alias Wajah Bunda Indonesia, selain tentu saja KEB, komunitas saya sendiri :)

Acara kemudian dibuka oleh sapa ceria Mbak Bintang, MC yang ayu dan berseri. Tamu-tamu yang nyaris mengantuk, kembali cerah ceria dan bergairah mengikuti jalannya acara.

Sayangnya penulis buku "Kebahagiaan Yang Kutahu" nggak bisa hadir langsung membahas isi bukunya. Saya nggak terlalu kecewa sih, karena ada Ibu Yusti Luhur, staf kepercayaan Datuk Stella Chin, yang sekarang aktif sebagai pengelola StarLadies, duduk menggantikan beliau. Dan Bu Yusti ini gamblang banget mengupas isi buku, nggak ketinggalan kisah-kisah menarik seputar kehidupan pribadi Datuk Stella *bukan gosip lhooo*


Bu Yusti Luhur sudah 23 tahun bekerjasama dengan Datuk Stella Chin,
sudah sangat mengenal beliau dari sisi pribadinya dan profesionalitasnya.
source : dokumen pribadi
Sebetulnya siapakah Stella Chin? Apakah dia seorang penulis buku motivasi? Motivator? Sekilas pikiran saya melayang pada Merry Riana. Ada cerita lucu soal siapa Stella Chin buat saya *ah jadi malu*

Jadi, ketika di venue, biasa lah ya blogger, begitu duduk langsung ngecek isi goody bag *saya ding itu mah*. Di situ ada susu bubuk kedelai dari Melilea, masker wajah juga dari brand yang sama, dan lain-lain. Saya sama Lubena (blogger juga) bisik-bisik, apa hubungannya nih sama Melilea. "Ah, cuma sponsor kali," mufakat itu mengakhiri bisik-bisik kami.

Nah, setelah sampai rumah, saya bongkar bukunya, dan ternyata... Datuk Stella ini adalah Executive President Melilea International *gubrak*. Oke, terimalah kenyataan bahwa diri ini memang kurang baca alias kudet. Tapi, berkaitan dengan buku ini, beliau menyebut dirinya "hanya" sebagai pendiri StarLadies.

Kok ada gelar "Datuk" sih di depan namanya? 

Stella Chin menerima gelar Datuk dari pemerintah Malaysia, pada tahun 2012. Gelar ini merupakan gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang, yang dianggap berkontribusi besar bagi bangsa dan negara. Pada umumnya gelar ini diberikan pada kaum pria, dan hanya sedikit wanita yang bisa memperolehnya.

Sebetulnya pada tahun 2007 suami Stella, Dr. Alan Wong menerima gelar yang sama, otomatis Stella sebagai istri dianugerahi gelar Datin. Tetapi, berkat prestasinya di kancah internasional dan kiprahnya di bidang sosial, akhirnya Stella berhak meraih gelar Datuk bagi dirinya sendiri.

Oke, kembali lagi ke bincang bukunya.

Cara penyampaian Bu Yusti ini menghanyutkan lho. Beliau menceritakan kisah kehidupan Datuk Stella. Mulai dari masa kecilnya, masa bersekolah, menikah di usia muda, mendampingi suami menjalankan usaha, hijrah dari Malaysia ke Thailand, mengurus perusahaan dari nol sambil melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. Mendidik mereka dan menjadikan mereka anak-anak yang baik dan bertanggung-jawab, sampai akhirnya kuasa melepas keempat anaknya bersekolah di Amerika.

Meraih kesuksesan dalam bisnisnya, diiringi dengan kesuksesan materi dan penghargaan-penghargaan yang nggak tanggung-tanggung pula karena semuanya bertaraf internasional, tidak membuatnya berhenti "bergerak". Peraih empat kategori penghargaan Stevie Award New York Woman in Business ini, masih sempat memikirkan satu misi untuk berbagi pengalaman hidupnya dengan wanita-wanita di Asia. Beliau mendirikan StarLadies. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan non-formal, yang mengajarkan bagaimana seorang perempuan dapat bertransformasi melalui pengembangan diri.

Pengen keren seperti Datuk Stella?
Bahagia dulu... :))
Selama mendengarkan penuturan Bu Yusti, saya nggak merasa bosan dan sama sekali nggak merasa kisah Datuk Stella ini too good to be true, malah sebaliknya sangat terinspirasi. Saya jadi nggak sabar pengen segera baca bukunya.

Kebahagiaan menurut konsep Datuk Stella, seperti yang diutarakan oleh Bu Yusti, adalah kebahagiaan yang komplit, yaitu ketika kesuksesan berkarir bisa selaras dengan kehidupan berkeluarga.

Seorang wanita tidak perlu bertanya mana yang lebih penting, keluarga atau pekerjaan, selama memahami posisi dengan jelas. Jika sudah demikian, seorang wanita dapat memainkan peran dengan hebat di dua tempat (halaman 23).

Lalu, apakah motivasi-motivasi yang ada dalam buku ini hanya cocok untuk wanita berkeluarga yang bekerja?  Nggak juga, setelah saya buka lebih jauh (belum membaca dengan seksama sih) apa yang dituturkan Datuk Stella di buku ini, applicable juga untuk ibu rumah tangga tok. Banyak contoh kasus yang bisa dijadikan referensi, misalnya soal merawat perkawinan dan mendidik anak.

Penasaran ya? saya sih udah merasa kalau buku ini menarik. Esensinya bukan success story beliau as business woman, lebih jauh lagi buku ini mengungkap sisi lain dari diri Datuk Stella yang ingin berbagi apa yang menjadi dasar kebahagiaan yang diraihnya melalui satu misi yang ingin diwujudkannya.

"Bisa dibilang mendirikan StarLadies adalah misi saya terhadap kaum wanita, sedangkan peluncuran buku ini adalah misi saya terhadap hidup. Buku ini bercerita tentang masa lalu saya, prinsip-prinsip pengelolaan diri yang saya praktikkan selama ini, juga aktivitas-aktivitas yang memberi sumbangsih kepada masyarakat dari sudut pandang saya. Tentu saja, yang terpenting adalah pola untuk menemukan titik keseimbangan dalam hidup antara pribadi, keluarga, dan pekerjaan. Jika saya mampu, saya yakin semua wanita juga mampu!" (halaman 10)

Semua pembahasan dalam buku ini adalah hasil trial and error-nya Datuk Stella dalam kehidupannya. Menurut Bu Yusti, ibu dari empat orang anak itu, punya kebiasaan mencatat segala sesuatu yang dialaminya. Beliau selalu meluangkan waktu bagi dirinya sendiri selama hampir satu bulan di akhir tahun, khusus untuk melakukan introspeksi.

Berbekal buku catatannya itu, beliau akan mereview apa yang sudah dilakukan dan dicapai di tahun berjalan, serta kesalahan-kesalaha apa yang terjadi. Dan hasil renungannya akan ia bagikan kepada staf kantor atau atau keluarga (sesuai lingkupnya), untuk menjadi bekal perbaikan di tahun mendatang. Waw keren!

Ah, saking terbuainya oleh penuturan Bu Yusti, sampai nggak terasa tahu-tahu udah sesi tanya jawab dan habis itu MC udah menutup acara aja. Padahal masih pengen denger suara dan penuturan Bu Yusti yang enakeun banget. Ya kaliii bincang buku berubah jadi acara mendongeng, baca aja sendiri bukunya  ^ - ^

Dan kemudian acara pun ditutup dengan foto bersama dalam suasana riuh-rendah-heboh ditimpali dengan musibah tumpahnya cokelat cair mengotori lantai yang kinclong. Tanpa mengurangi rasa hormat pada tim cleaning service yang udah dua kali bolak-balik ngepel lantai, ibu-ibu mah tetep riang aja welfie-an :)))


Ibu berkerudung biru sukses menghayati arti kebahagiaan yang hakiki :)))
source : dokumen pribadi
Seru kan? Makin penasaran nggak sih? Oke deh, besok saya mau baca bukunya dengan seksama, sambil maskeran *uji coba produk juga :))))* dan kemudian akan saya review setuntas-tuntasnya (bukunya bukan maskernya).

Ditunggu ya review bukunyaaa...


Love,



14 Comments

  1. Setuju, Bahagia memang penting, criiing!

    BalasHapus
  2. Review bukunya boleh juga mba..ditunggu ya..penasaran

    BalasHapus
  3. suka tulisan ini "Seorang wanita tidak perlu bertanya mana yang lebih penting, keluarga atau pekerjaan, selama memahami posisi dengan jelas. Jika sudah demikian, seorang wanita dapat memainkan peran dengan hebat di dua tempat"

    dan sekarang penasaran sama isi bukunya :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... bentar ya Mbak, belum selesai juga bacanya. Kalau penasaran udah gak nahan langsung aja ke Gramedia :))

      Hapus
  4. Perasaan pernah denger nama ini jaman jaman traveling ke negeri tetanga *terus sekarang lupa* wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba kalo lagi maen ke Malaysia cariin si beliau ini, kalo nggak ada di situ paling lagi di Taiwan :D

      Hapus
  5. Waw udah bikin report-nya :D Saya Cipinang - Central Park rasanya udah dari ujung ke ujung. Mba malah antar provinsi ya, haha... Tapi saya ngerasa beruntung banget bisa datang dan rasanya... itu launching buku termewah yg pernah saya datangi, haha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan provinsinya juga masih tetanggaan :D dari Serang aja kok Mbak saya sih :D, aih Mbak Nita dateng juga ya, yah kita gak sempet kenalan langsung deh... salam kenal ya Mbak Nita

      Hapus
  6. Penasaran pengen baca bukunya :) btw asik y mba acaranya gimana siy biar diundang acara keren begitu hahaha *mupeng*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, seneng lah kalau acara buku-bukuan :D biasanya undangannya lewat komunitas kok.

      Hapus